Avesiar – Jakarta
Dinar (uang emas) dan dirham (uang perak) akan kembali menerangi manusia. Hal ini berdasarkan dalil ‘aqli (akal) dan dalil naqli (dalam hadits sebagai penjelasan Al-Quran). Kedua mata uang tersebut akan mengeluarkan manusia dari kegelapgulitaan masa jahiliyah murakkabah (kebodohan berlipat ganda) sistem uang kertas yang jauh lebih bodoh dari pada sistem ekonomi bangsa Quraisy sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Dua orang terkenal di dunia saat ini seperti Robert T. Kiyosaki, Steve Forbes,danMichael Maloney, dikutip dari Hajinews, Senin (23/10/2023), memiliki pandangan sendiri mengenai uang kertas dan emas yang memiliki nilai masing-masing.
1) Robert T. Kiyosaki dalam Second Change:
Saya bertanya-tanya kapan Zaman Kegelapan dimulai. Bagaimana cara kita dikurung dalam penjara tanpa jeruji baja, rantai, atau gembok? Satu caranya adalah ketiadaan pendidikan finansial. Riset saya menemukan bahwa kita sudah diperingatkan selama bertahun-tahun. Contohnya, pada 1802 Thomas Jefferson berkata, “Saya percaya bahwa lembaga perbankan lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita dibanding tentara.”
Zaman Kegelapan masih melingkupi kita. Pada 2014, bank-bank sentral di seluruh dunia melawan deflasi dengan mencetak triliunan dolar. Deflasi lebih susah dilawan daripada inflasi. Bank-bank sentral mencetak uang untuk mencegah pasar saham dan ekonomi ambruk. Itulah sebabnya krisis yang kita alami hari ini adalah yang paling berbahaya sepanjang sejarah dunia.
Di tiap uang dolar AS ada kata-kata “In God We Trust”. Menurut saya, kata-kata itu menipu. Saya tidak percaya kalau Tuhan memercayai dolar AS.
Dalam buku terbarunya, Money, yang diterbitkan tahun 2014, Steve Forbes, CEO kerajaan media Forbes, menyerukan kembali ke standar emas. Dalam bukunya, Steve menyatakan tiga alasan penting mengapa dunia perlu kembali ke standar emas:
1. Uang kertas bukanlah kekayaan.
2, Andai Amerika Serikat tetap memakai standar emas, pendapatan rakyatnya hari ini bakal 50 persen lebih tinggi.
3. Standar emas akan menambah kepercayaan. Emas memperkenankan orang-orang yang saling asing untuk berniaga, berbisnis dengan yakin. Ketika orang tak percaya “uang” yang digunakannya, perniagaan menurun dan ekonomi menyusut.
Senada dengan Kiyosaki, pencantuman kata “God” atau tuhan selain terdapat pada dolar AS juga terdapat pada setiap lembar uang kertas rupiah.
Pascakrisis moneter 1997 tersebut yang membuat nilai rupiah dan dolar semakin jauh, Bank Indonesia (BI) menggantikan kata-kata ”Barang siapa meniru, memalsukan uang kertas dan/atau dengan sengaja menyimpan serta mengedarkan uang kertas tiruan atau uang kertas palsu diancam dengan hukuman penjara” pada uang kertas yang dicetak hingga tahun 1998, diganti dengan kata-kata ”Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa, Bank Indonesia mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai….”pada uang kertas Rp.10.000 (cetakan 2005), Rp.20.000 (cetakan 2004), dan Rp.50.000 (cetakan 2005), dan Rp.100.000 (cetakan 2004).
2) Michael Maloney dalam Guide to Investing in Gold & Silver:
“Emas dan perak telah merevaluasi diri selama berabad-abad dan menyerukan agar uang kertas fiat untuk mempertanggungjawabkan diri. Saat melakukannya, emas dan perak menyeret uang tipuan ke nasibnya yang layak. Kedua logam mulia itu selalu melakukannya dan akan terus melakukannya. Boleh dibilang, itu sama pastinya dengan matahari terbit”
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda 1400 tahun silam:
“Akan datang suatu masa pada umat manusia, pada saat itu orang yang tidak memiliki putih (perak) dan kuning (emas), dia akan kesusahan dalam kehidupan” (H.R. Imam Thabrani)
“Akan datang suatu masa pada umat manusia, pada masa itu tidak ada yang bermanfaat kecuali dinar (uang emas) dan dirham (uang perak).” (H.R. Imam Ahmad)
“Apabila di akhir zaman, manusia di kalangan mereka itu harus menggunakan dirham-dirham dan dinar-dinar sehingga dengan kedua mata uang itu seorang laki-laki menegakkan agama dan dunianya.” (H.R. Imam Al-Thabrani).
Wallahu a’lam bis-showab. (adm/via hajinews)
Discussion about this post