Avesiar – Jakarta
Kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh pemerintah zionis Israel tidak hanya menggunakan senjata-senjata berat saja, namun juga menggunakan quadcopters yang dipersenjatai untuk membunuh dan melukai warga Palestina.
Euro-Med Human Rights Monitor, sebuah organisasi nirlaba, dikutip dari TRT World, Selasa (20/2/2024), menyebut bahwa Israel menggunakan drone kecil, yang dikenal sebagai quadcopters, untuk secara langsung menargetkan dan menyerang warga Palestina dengan tujuan membunuh dan melukai warga sipil.
Quadcopter adalah jenis robot drone multirotor yang menggunakan empat buah motor penggerak yang dikendalikan dengan menggunakan flight controller.
Temuan diungkapkan organisasi tersebut di situs webnya pada 19 Februari, menyatakan bahwa tentara Israel telah meningkatkan penggunaan quadcopter yang dikendalikan secara elektronik – yang sebelumnya terbatas pada operasi intelijen – untuk tujuan berbahaya terhadap warga Palestina.
Target utama Israel, menurut investigasi yang dilakukan oleh Euro-Med, adalah warga sipil tak bersenjata di pusat penampungan, rumah sakit, jalan-jalan, dan daerah pemukiman padat penduduk.
“Warga sipil ini tidak menimbulkan ancaman atau bahaya bagi siapa pun, karena mereka bukan partisipan dalam permusuhan apa pun,” kata pemantau hak asasi manusia tersebut.
Drone quadcopter Israel dilaporkan menembaki warga Palestina yang berkumpul untuk menerima tepung yang dibawa oleh truk PBB pada 11 Januari, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 50 orang.
Israel juga sengaja menargetkan warga sipil menggunakan quadcopter dalam serangan terhadap kamp pengungsi pada 12 Februari, sekolah pengungsi pada 8 Februari, dan markas besar Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina pada 24 Desember.
Euro-Med Human Rights Monitor mendokumentasikan serangan pada 12 Februari yang menewaskan dua saudara kandung, Muhib Osama Ezz el Din Abu Jama, berusia 19 tahun, dan Elyas Osama Ezz el Din Abu Jama, berusia 17 tahun dan menderita cacat mental dan fisik, di kamp pengungsi Al Shaboura di Rafah , terletak di wilayah selatan Gaza yang terkepung.
Ayah mereka, Osama, melaporkan bahwa sebuah quadcopter di atas mulai menembaki “tepat di tenda kami dalam waktu kurang dari satu menit.” Sang ayah, yang terluka, menggambarkan bagaimana dia harus meninggalkan tenda, meninggalkan anak-anaknya, untuk “melindungi apa yang tersisa” dari mereka.
“Kami memasuki rumah seseorang, dan saya terus mengalami pendarahan selama tiga jam sampai ambulans tiba dan membawa saya ke rumah sakit.”
Oraganisasi tersebut menyatakan bahwa penggunaan drone quadcopter untuk eksekusi di luar hukum dan pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil Palestina telah menjadi sistematis dan meluas, terutama menargetkan mereka yang berusaha untuk kembali dan memeriksa rumah mereka setelah serangan militer Israel.
Menurut laporan itu, Israel telah memodifikasi drone quadcopter menjadi senjata udara dan dikembangkan oleh industri militer Israel lengkap dengan penyadap, kamera berkualitas tinggi, dan diprogram dari jarak jauh, bahkan untuk mengirimkan bom dan drone bunuh diri. (ard)
Discussion about this post