PT Bank Muamalat Tbk mengalami penurunan laba bersih berdasarkan data terakhir per Oktober 2019. Dari laporan bulanan yang diterbitkan perseroan, laba bersih Bank Muamalat tercatat Rp 8,14 miliar, atau turun 92 persen dari periode yang sama tahun 2018 lalu yang masih mencapai Rp 111,9 miliar.
Berdasarkan laporan bulanan perseroan yang dipublikasikan di situs resmi Bank Muamalat, yang dikutip Jumat (27/12/2019), total aset Muamalat per Oktober 2019 tercatat Rp 52,95 triliun yang juga mengalami penurunan dari Oktober 2018 yang mencapai Rp 54,82 triliun.
Pendapatan dari penyaluran dana perseroan di Oktober 2019 mencapai Rp 2,38 triliun dibandingkan pada Oktober 2018, tercatat mengalami penurunan. Pada Oktober 2018 pendapatan dari penyaluran dana mencapai Rp 2,77 triliun.
Beban operasional Bank Muamalat pada Oktober 2019 tercatat Rp 499,27 miliar. Sementara laba komprehensif tahun berjalan pada Oktober 2019 mencapai Rp 21,32 miliar.
Pada Oktober 2018 lalu, laba komprehensif tahun berjalan perseroan masih mencapai Rp 111,90 miliar.
CNBC Indonesia sudah meminta Head of Corporate Affairs Bank Muamalat Hayunaji untuk memberikan tanggapan terkait penurunan laba bersih tersebut, namun belum ada jawaban.
Aksi Korporasi
Pemegang saham Bank Muamalat menyatakan terbuka dengan investor mana pun yang akan masuk menyerap saham baru yang rencananya diterbitkan perseroan dalam mekanisme Penawaran Umum Terbatas IV atau rights issue senilai Rp 3,29 triliun.
Setidaknya sudah ada 18 calon investor yang siap masuk untuk menyerap saham baru tersebut, terdiri dari investor dalam dan luar negeri.
“Kita sangat terbuka terhadap siapapun yang berhak meminangkan, saya sampaikan sampai hari ini ada 18 investor, di awal sampai sekarang. Tapi itu tergantung bagaimana dia menyetujui jumlah modal yang akan masuk,” kata Ilham Habibie, Komisaris Utama BMI Ilham Habibie, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin ini (16/12/2019).
Pada kesempatan tersebut pemegang saham Bank Muamalat juga menyetujui penerbitan sukuk Rp 6 triliun.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana mengatakan sedang melakukan diskusi dan sedang menyusun kemungkinan rencana bisnis dengan BUMN.
“Kita sedang diskusikan seperti apa lagi, sedang di arrangement yang mungkin bisa dilakukan dengan BUMN. Tapi tentunya dengan B2B. B2B bukan seperti yang diberitakan. Karena (format kerja sama dengan) BUMN sendiri peluang bisnis yang bisa dilakukan, sedang kita formulasikan,” kata Ahmad usai rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Senin (16/12/2019).
Achmad menyampaikan, pembicaraan terkait bisnis dengan BUMN dilakukan dilakukan oleh tim yang bukan dipimpin oleh dirinya. “Saya tidak bisa disclose, tapi sedang saya formulasikan. Apakah dari Himbara atau tempat lain, tapi yang jelas meet dengan ekspetasi kita mendapatkan persetujuan OJK dan mendapat (restu) pemegang saham mayoritas,” kata Achmad.
Hari ini BMI baru selesai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Para pemegang saham menyetujui rencana penawaran umum terbatas atau rights issue senilai Rp 6 triliun dan penerbitan sukuk Rp 6 triliun untuk menambah permodalan perseroan. (ave/dikutip dari cnbcindonesia)
Discussion about this post