Avesiar – Jakarta
Penjajahan Israel adalah inti masalah dari kekerasan yang terjadi di Palestina saat ini, ketika dunia menyaksikan konflik berdarah di Gaza yang menewaskan ratusan orang warga sipil Palestina. Demikian ditegaskan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi kepada anggota Majelis Umum PBB, Kamis (20/05/2021).
“Kita semua memahami konflik ini bersifat asimetris, antara Israel, negara penjajah dan penindas, dan bangsa Palestina yang diduduki, yang terus menerus ditindas,” kata Retno Marsudi dalam pidato di hadapan 193 anggota Majelis Umum PBB pada Kamis, di New York.
“Masyarakat internasional berutang kepada bangsa Palestina: sebuah kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda, untuk hidup berdampingan dan setara dengan kita semua,” tegas Retno.
Dia mengatakan bahwa pendudukan dan agresi Israel tidak hanya mesti dikecam, tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran berat hukum internasional yang memerlukan aksi dari komunitas internasional.
Sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan, telah tewas dan lebih dari 1.900 terluka dalam pengeboman udara Israel, menurut laporan Reuters pada Kamis.
Israel sendiri mengklaim telah menewaskan sedikitnya 160 pejuang di Gaza. Total 12 orang di Israel tewas sejak konflik.
Untuk meredakan konflik, Indonesia mendesak gencatan senjata dan penghentian kekerasan militer, menuntut akses kemanusiaan dan perlindungan rakyat sipil, serta mendorong negosiasi multilateral yang kredibel.
“Negosiasi yang kredibel sangat penting dalam memajukan perdamaian yang adil dan komprehensif, berdasarkan Two-State Solution dan sejalan dengan parameter internasional yang telah disetujui,” papar Retno.
Indonesia mengajak masyarakat internasional untuk terus berkomitmen dan bersatu melawan seluruh aksi ilegal yang dilakukan Israel, dalam menghentikan pendudukan di Palestina. (ave/tempo.co)
Discussion about this post