Memanasnya hubungan Turki dan Suriah, sepertinya juga berimbas ke Rusia. Bahkan negara yang juga kini memiliki pangkalan militer di Suriah itu, mengaku melumpuhkan sebuah rudal yang hampir menyerang Pangkalan Udara Hmeymim di Latakia, Suriah.
Sebagaimana dilaporkan Newsweek, angkatan bersenjata Rusia berhasil mendeteksi sebuah pesawat tanpa awak yang mencoba mendekati fasilitas militer Rusia dari laut Mediterania. Rusia pun mengerahkan sistem rudal Panstir-S untuk menghancurkan drone tersebut.
“Sasaran dihancurkan oleh rudal Panstir-S di kejauhan pangkalan udara. Tidak ada yang terluka. Tidak ada kerusakan material yang terlihat,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dilansir dari Newsweek, Senin (3/2/2020).
Meski demikian, belum diketahui jelas dari mana drone berasal. Kelompok militan yang kemungkinan meluncurkan serangan ke teritori Rusia.
Sebelumnya, Turki dan Suriah tengah bergejolak. Di akhir Januari ini, Erdogan menuding pasukan Suriah melanggar kesepakatan Rusia-Turki di zona demiliterisasi Idlib.
Rusia merupakan negara sekutu rezim Presiden Bashar al-Assad yang membantu militer negara tersebut. Suriah menegaskan mereka menyerang untuk membebaskan wilayah tersebut dari militan anti pemerintah.
Pada 26 Januari, militer Suriah menembakkan lagi rudal ke Aleppo. Tiga hari kemudian, angkatan bersenjata Suriah juga mengumumkan merebut kota Ma’arrat al-Nu’man yang dari 2012 dikuasai kelompok anti Assad.
Terkait hal ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Rusia tak ikut campur. “Lawan kami di sini bukan kamu (Rusia) tapi rezim (Suriah), dan jangan ikut campur.”
Aksi saling serang Turki dan Rusia juga menewaskan warga sipil. Sebanyak 20 orang terluka dalam serangan ini, termasuk anak-anak. (ave/dikutip dari cnbcindonesia.com)
Discussion about this post