Avesiar – Jakarta
Kegiatan kepedulian pada lingkungan hidup bertajuk Mangrove Alliance Gathering: Aksi Gotong Royong Multi-Pihak untuk Rehabilitasi dan Restorasi Mangrove sebagai Solusi Berbasis Alam untuk Perubahan Iklim, sukses digelar Kadin Regenerative Forest Business dan Filantropi Indonesia di Mochtar Riady Room, Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).
Pada kesempatan tersebut hadir sebagai keynote speaker yaitu Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Filantropi Indonesia Fransiskus Welirang dan Ketua Umum Kadin Indonesia M. Arsjad Rasjid P.M.
Beberapa narasumber yang memberikan paparannya terkait aksi kolektif restorasi dan rehabilitasi mangrove yaitu, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Silverius Oscar Unggul, Ketua KOMTAP Pengendalian DAS KADIN Indonesia Toddy M. Sugoto, Wakil Ketua I KOMTAP Pengendalian dan Evaluasi DAS, Hutan Lindung, dan Mangrove KADIN Indonesia Chyntia Dian Astuti, dan Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Filantropi Indonesia Rizal Algamar.

Dengan semangat Inklusif dan Kolaboratif, melalui Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan KADIN Indonesia bersama dengan Persatuan Filantropi Indonesia berupaya untuk mengadakan wadah kolaborasi dan ko-kreasi untuk menciptakan semangat serta implementasi nyata kolektif multi stakeholders dalam aksi pengelolaan mangrove Indonesia. Maka dari itu untuk mensosialisasikan gerakan tersebut KADIN Indonesia bersama dengan Perhimpunan Filantropi Indonesia mengadakan agenda Mangrove Alliance Gathering untuk mendiskusikan peluang pengembangan kemitraan multi stakeholders dan aksi rehabilitasi dan restorasi mangrove dan juga membicarakan terkait peranan yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam aksi kolektif tersebut.
Peraturan Presiden Nomor 120 tahun 2020 tentang Badan Restorasi Mangrove dan Mangrove menjadi bukti komitmen aksi dari Pemerintah Republik Indonesia terkait dengan aksi mitigasi, rehabilitasi dan restorasi mangrove khususnya pada lahan kritis. Sebagai upaya mengisi kekosongan yang selama ini terjadi, KADIN Indonesia mengambil peran dalam upaya rehabilitasi dan restorasi mangrove tersebut. Hal tersebut didasar dari sekian banyak kegiatan yang telah dilakukan.

Pemerintah terkait agenda mangrove membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat sebagai upaya untuk menimbulkan rasa kepemilikan dan juga keberlanjutan program. KADIN Indonesia dengan semangat inklusif serta kolaboratif berupaya untuk mengajak seluruh lapisan dan elemen masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan rehabilitasi dan restorasi mangrove, tentunya dengan melibatkan Pemerintah sebagai policy maker dan masyarakat setempat agar dapat merasakan kebermanfaatan dari proyek mangrove yang diselenggarakan.
Melihat potensi yang dimiliki oleh mangrove dalam aksi mitigasi iklim, karena dapat menjaga serta memberikan perlindungan bagi kehidupan flora dan fauna dan juga kemampuan mangrove dalam menyerap karbon dan menghasilkan oksigen. Beranjak dari hal tersebut Indonesia sebagai negara dengan lahan Mangrove terbesar dan terproduktif di dunia dengan luas areal mencapai 3,4 juta hektar, maka Indonesia memainkan peran penting dalam upaya mitigasi iklim dunia.
Peran penting tersebut membutuhkan partisipasi secara masif, mulai dari para pembuat kebijakan hingga masyarakat sekitar. Maka dari itu upaya-upaya untuk menciptakan semangat kolektif diperlukan untuk menyukseskan program tersebut. KADIN Indonesia sebagai wadah segala jenis usaha berupaya untuk memfasilitasi hal tersebut dengan tujuan mitigasi iklim serta menumbuhkan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar. Peranan dari masyarakat sekitar dapat dimunculkan dengan adanya pelibatan aktif dan adanya jejaring yang kuat antar pusat dan daerah, serta perlu adanya penyesuaian implementasi melihat kondisi masyarakat setempat.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Silverius Oscar Unggul menjelaskan bahwa saat ini tren untuk program lingkungan adalah menggunakan model regeneratif. Regeneratif lebih dari sekedar pelaksanaan pelindungan, pemanfaatan maupun pengawetan.
“Tetapi regeneratif mempunyai nilai lebih untuk lingkungan dan masyrakat. Banyak sekali produk-produk turunan mangrove seperti: batik mangrove, olahan makanan dan minuman mangrove, madu mangrove, ekowisata bahkan mangrove dapat berperan menjadi ladang perikanan serta karbon. Saya yakin melalui prlatform kolaborasi, kerjasama dan gotong royong, Program Mangove KADIN Indonesia dapat membumi, inklusif serta memberikan warna baru untuk kesejahteraan masyarakat. Mangrove sehat, Indonesia maju dan sejahtera,” kata dia.
Agenda restorasi mangrove, lanjutnya, merupakan kontribusi dukungan terhadap visi Presiden Joko Widodo yang menargetkan rehabilitasi mangrove di seluruh Indonesia. Tentunya dalam proses rehabilitasi dan restorasi ekosistem dan mengrove tidak akan mudah dilaksanakan. Akan tetapi saya percaya, bahwa agenda restorasi mangrove yang diamanahkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia dapat dilaksanakan apabila kita lakukan dengan kerja sama dan gotong-royong.
Sedangkan Ketua KOMTAP Pengendalian DAS KADIN Indonesia Toddy M. Sugoto yakin bahwa kolaborasi KADIN Indonesia bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) bersama Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) ke depan, dapat menjadi wadah kolaborasi dan ko-kreasi sebuah aksi kolektif multi-stakeholder terkait pengelolaan mangrove di Indonesia.

Chyntia Dian Astuti, Wakil Ketua I KOMTAP Pengendalian dan Evaluasi DAS, Hutan Lindung, dan Mangrove KADIN Indonesia, memaparkan rencana program mangrove KADIN Indonesia di Provinsi Kalimantan Timur, Banten, dan Jawa Barat. Total yang akan dilakukan kurang lebih sekitar 3500 ha. Oleh karena itu, pihaknya berharap pada kolaborasi multi pihak terkait dengan rencana aksi, pendanaan dan kelembagaan.
“Inisiasi program rehabilitasi dan restorasi mangrove KADIN Indonesia bertujuan untuk mendukung NDC dan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, mengurangi kerentanan masyarakat pesisir, sumber daya alam dan aset vital dengan mempromosikan pengelolaan yang efektif dan implementasi strategi mitigasi dan adaptasi untuk mengatasi perubahan iklim melalui program restorasi pesisir dan pengembangan masyarakat terpadu,” ujar Chyntia.
Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Filantropi Indonesia Rizal Algamarmenambahkan, bahwa keterlibatan yang berkelanjutan akan memberdayakan penerima manfaat lokal untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan tentang pemanfaatan mangrove dan mengenali kebutuhan dan prioritas pemangku kepentingan yang berbeda. Rehabilitasi dan restorasi mangrove dalam skala besar membutuhkan strategi jangka panjang melalui koordinasi antar lembaga, kerja sama dengan masyarakat pesisir, peningkatan kapasitas untuk mengelola mangrove, dan peningkatan nilai mangrove kepada masyarakat setempat.
“Pelaksanaan ini dapat ditindaklanjuti dengan tata kelola mangrove yang masuk di dalam rencana pembangunan daerah dan desa serta untuk memastikan kepemilikan dan penyesuaian implementasi di tingka tlokal. Rehabilitasi dan restorasi mangrove merupakan upaya massive yang membutuhkan partisipasi semua pemangku kepentingan. Pentingnya mengupayakan pendekatan multi-pihak dalam mendorong ko-kreasi dan kolaborasi untuk menyusun aksi kolektif dalam mencapai agenda bersama,” tuturnya.

Memasuki Decades of Action, aksi kolektif penting sekali menjadi penggerak motor antar pemangku kepentingan untuk saling melengkapi sumber daya masing-masing dan mengakselerasi pencapaian agenda bersama terkait perubahan iklim. Filantropi memiliki peran penting untuk terlibat lebih dalam untuk mendukung restorasi mangrove serta beragam inisiatif dan kolaborasi lainnya dalam segala aspek, seperti aspek sosial.
Inisiatif kemitraanmulti-stakeholder tidak perlu dilakukan dengan menciptakan inisiatif baru, tapi diharapkan untuk dapat lebih mengoptimalisasi platfrom-platform kerja sama dan jaringan yang sudah ada, dengan lebih menguatkankordinasi dan tata kelola antar pemangku kepentingan baik pemerintah maupun pihak swasta.
Kegiatan-kegiatan lainnya juga dapat diakses oleh masyarakat luas di www.kadinregforest.com. (ard)
Discussion about this post