Avesiar – Jakarta
Peringatan disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada para pendukung konservatifnya pada hari Jum’at (12/5/2023), bahwa mereka dapat menghadapi pembalasan jika saingan sekulernya naik ke tampuk kekuasaan dalam pemilihan akhir pekan yang penting.
Dilansir The New Arab, Sabtu (13/5/2023), Erdogan telah mencoba untuk menggalang basisnya menjelang pemilihan hari Minggu, 14 Mei 2023, yang mempertaruhkan gaya pemerintahan Islamnya di anggota NATO yang mayoritas Muslim.
Survei opini menunjukkan penantang Kemal Kilicdaroglu memiliki sedikit keuntungan dan hampir menembus ambang batas 50 persen yang diperlukan untuk menghindari putaran kedua pada 28 Mei.
Oposisi terbantu oleh penarikan kandidat pihak ketiga Kamis yang merusak upaya Kilicdaroglu untuk menyerahkan pemimpin Turki itu kekalahan pemilu nasional pertamanya.
Erdogan sangat malu-malu untuk memprediksi hasil pemilihan paling penting di Turki di zaman modern ini.
“Kotak suara akan memberi tahu kami hari Minggu,” katanya menanggapi pertanyaan langsung dari seorang presenter TV tentang apakah dia akan menang.
Pria berusia 69 tahun itu mencoba menaikkan taruhan untuk umatnya selama rapat umum di distrik konservatif Istanbul yang merupakan salah satu pusat dukungannya.
Aliansi oposisi Kilicdaroglu didorong oleh “balas dendam dan keserakahan”, dia memperingatkan.
“Jangan lupa. Kamu mungkin membayar harga yang mahal jika kita kalah,” katanya kepada orang-orang yang mengibarkan bendera.
Dia kemudian menambahkan bahwa pemerintah Barat menggunakan oposisi untuk memaksakan kehendak mereka tentang bagaimana masyarakat Turki bekerja.
“Hei, Barat, bangsaku yang memutuskan!” pekik Erdogan.
Pesan tersebut tampaknya beresonansi dengan seorang pemilih religius seperti Sennur Henek.
“Erdogan adalah kepala kami dan kami adalah tentaranya,” kata pria berusia 48 tahun itu. (ard)
Discussion about this post