Avesiar – Turki
Israel adalah “negara teror” yang melakukan kejahatan perang dan melanggar hukum internasional di Gaza. Demikian dikatakan Presiden Turki Tayyip Erdogan, Rabu (15/11/2023), mempertajam kritiknya yang berulang kali terhadap para pemimpin Israel dan pendukung mereka di Barat.
Erdogan, dikutip dari The New Arab, mengatakan hal itu dua hari sebelum rencana kunjungannya ke Jerman untuk bertemu Kanselir Olaf Scholz. Dia menegaskan bahwa kampanye militer Israel terhadap kelompok Palestina Hamas termasuk “serangan paling berbahaya dalam sejarah manusia” dengan dukungan “tak terbatas” dari Barat.
Dia menyerukan agar para pemimpin Israel diadili atas kejahatan perang di Mahkamah Internasional di Den Haag, dan mengulangi pandangannya – dan posisi Turki – bahwa Hamas bukanlah organisasi teroris tetapi sebuah partai politik yang memenangkan pemilu sebelumnya.
Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa negara Arab menganggap Hamas sebagai kelompok teroris, tidak seperti Turki. Ankara menjadi tuan rumah bagi beberapa anggota Hamas dan mendukung solusi dua negara untuk Israel dan Palestina.
“Dengan kebiadaban mengebom warga sipil yang memaksa mereka keluar dari rumah mereka saat mereka direlokasi, hal ini benar-benar menggunakan terorisme negara,” kata Erdogan tentang Israel di parlemen. “Saya sekarang mengatakan, dengan hati yang tenang, bahwa Israel adalah negara teror”.
“Kami tidak akan pernah segan-segan menyuarakan kebenaran bahwa anggota Hamas yang melindungi tanah, kehormatan, dan nyawa mereka dalam menghadapi kebijakan pendudukan adalah pejuang perlawanan, hanya karena sebagian orang merasa tidak nyaman dengan hal tersebut,” katanya.
Kunjungan Erdogan ke Jerman akan menjadi kunjungan pertamanya ke negara Barat sejak Israel mulai membombardir Gaza pada 7 Oktober, ketika Hamas menyerang Israel selatan. Kelompok tersebut mengatakan hal ini dilakukan sebagai respons terhadap blokade selama 17 tahun dan pendudukan Israel di Tepi Barat.
Jerman telah menyatakan solidaritas yang kuat dengan Israel, sambil mendesak fokus pada pembatasan dampak operasi militer terhadap penduduk sipil Gaza.
“Barat, khususnya Amerika Serikat, sayangnya masih memandang masalah ini secara terbalik,” kata Erdogan.
Erdogan meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengumumkan apakah Israel memiliki senjata nuklir atau tidak, dan menambahkan bahwa Netanyahu akan segera “mati” dari jabatannya.
Ankara akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan pemukim Israel di wilayah pendudukan Palestina diakui sebagai “teroris,” tambahnya. (ard)
Discussion about this post