Avesiar – Jakarta
Kepanikan tengah melanda warga Israel akan terjadinya perang besar-besaran dengan pasukan Hizbullah Lebanon.
Dikutip dari The New Arab, Ahad (3/3/2024), warga Israel dilaporkan panik membeli generator listrik dan peralatan penerangan darurat lainnya yang dapat mereka gunakan jika terjadi pemadaman listrik di seluruh negeri.
Ketakutan akan permusuhan di perbatasan dengan Hizbullah tersebut, dilansit The New Arab, berkembang menjadi konflik yang lebih besar telah mendorong warga Israel bergegas ke toko dan membeli produk darurat, termasuk generator, senter, lampu malam nirkabel, dan baterai cadangan, Maariv melaporkan pada hari Jumat.
Hizbullah telah terlibat dalam bentrokan lintas batas dengan tentara Israel sejak dimulainya perang Gaza untuk mendukung Palestina.
Sebuah laporan bulan lalu di situs grup The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed, mengatakan Hizbullah dapat menargetkan infrastruktur listrik Israel dalam perang yang akan datang, sehingga menyebabkan pemadaman listrik berkepanjangan dan berdampak pada rumah sakit.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah memperingatkan bahwa kelompoknya mampu menyerang posisi apa pun di Israel, bahkan sampai ke kota paling selatan negara itu, Eilat.
Israel telah mengadakan pertemuan darurat yang tidak dipublikasikan baru-baru ini untuk mensurvei rencana darurat yang mencakup generator cadangan, menurut laporan tersebut, khususnya di komunitas dekat perbatasan dengan Lebanon.
Grup Hamilton, yang mengimpor produk listrik dan teknologi ke Israel, mengatakan kepada Maariv bahwa ada permintaan yang sangat tinggi untuk pengisi daya portabel dan generator rumah yang dapat mengisi daya hingga lima perangkat pada saat yang bersamaan.
CEO perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka mempercepat pasokan stok produk tambahan yang dapat digunakan oleh Israel dalam keadaan darurat, seperti skenario perang.
Orang lain yang bekerja di bidang kelistrikan di Israel mengatakan kepada Maariv bahwa pembelian panik tidak hanya terjadi pada individu, tetapi juga pada perusahaan besar, terutama di sektor teknologi tinggi.
Liron Katz u kepada publikasi tersebut bahwa “hampir mustahil untuk memenuhi permintaan,” dan menambahkan bahwa “semua orang akan menjadi gila” jika mereka tidak dapat menemukan peralatan penerangan darurat.
Dalam laporannya, Maariv mencantumkan beberapa hal penting yang menurutnya harus dimiliki Israel jika terjadi kebakaran yang lebih luas di front utara.
Pertempuran antara Hizbullah dan Israel telah menewaskan hampir 300 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah dan sekitar 50 warga sipil, termasuk tiga jurnalis.
Israel mengatakan 10 tentaranya dan enam warga sipil tewas, namun Hizbullah mengatakan jumlahnya lebih tinggi.
Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi di kedua sisi perbatasan, dan banyak desa di selatan Lebanon menjadi puing-puing akibat serangan udara Israel. (ard)
Discussion about this post