Isu tentang penganiayaan Muslim Uighur di China semakin hangat diperbincangkan setelah banyak tokoh penting dan bintang papan atas membahas mengenai hal ini di media sosial.
Sebelumnya isu mengenai Muslim Uighur ramai diperbincangkan awal bulan lalu akibat salah satu postingan pengguna aplikasi Tik Tok yang adalah seorang remaja asal Amerika Serikat, ditangguhkan akibat membahas mengenai Muslim Uighur dalam postingannya.
Kasus ini pun viral di media sosial. Namun tak berapa lama setelahnya pihak Tik Tok memulihkan kembali postingan tersebut dan meminta maaf, menyebut kendala teknis sebagai penyebab hilangnya postingan itu. Seperti dikutip dari CNBC.com yang terbit Selasa, (17/12).
Terbaru, ada pesepak bola Jerman Mesut Ozil yang mengalami masalah akibat membawa-bawa Muslim Uighur China. Pemain Arsenal asal Turki ini memposting komentar di media sosial yang menyebutkan bahwa Muslim Uighur sebagai “pejuang yang menentang persekusi”.
“(Di China) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah teologi Islam-madrasah dilarang, cendikiawan dibunuh satu per satu. Terlepas dari itu semua, Muslim tetap diam,” tulis pemain Timnas Jerman itu di Twitternya @MesutOzil1088.
Akibat hal itu, Ozil mendapat kritik dari China. Grup sepak bola tempatnya bergabung juga tidak luput dari serangan China. Bahkan, pemerintah China sampai memanggil Ozil untuk datang langsung ke wilayah Xinjiang, untuk melihat secara langsung kamp yang banyak disebut sebagai tempat penyiksaan kaum minoritas tersebut.
“Saya tidak tahu apakah Tuan Ozil sendiri sudah pergi ke Xinjiang. Tetapi tampaknya ia telah ditipu oleh berita palsu, dan bahwa penilaiannya dipengaruhi oleh pernyataan yang tidak benar,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang.
“Jika Tuan Ozil memiliki kesempatan, kami akan senang melihatnya pergi ke Xinjiang dan melihat-lihat,” lanjutnya, sebagaimana dikutip dari AFP.
“Selama dia memiliki akal sehat, dapat membuat perbedaan yang jelas antara benar dan salah, dan menegakkan prinsip-prinsip objektivitas dan keadilan, dia akan melihat Xinjiang yang berbeda.”
Lalu apa atau siapa sebenarnya Muslim Uighur? Mengutip detiknews kata “Uighur” secara harfiah berarti “bersatu” atau “sekutu” .
Kaum minoritas Uighur ini tersebar di Daerah Otonomi Xinjiang, Uighur, sementara sebagian kecil tinggal di Provinsi Hunan dan Henan. Populasi Uighur sekitar 7,2 juta, sebagaimana dijelaskan dalam buku berjudul ‘ISLAM IN CHINA: Mengenal Islam di Negeri Leluhur’ karya Mi Shoujiang.
Pada pertengahan abad ke-10, Islam diperkenalkan ke Xianjiang oleh Satuk Boghra (910-956 M), seorang khan dari Dinasti Karakitai yang memeluk Islam.
Kashgar, Yirqiang dan Kuche masing-masing menjadi salah satu wilayah Islam secara berurutan. Setelah abad ke-14 Islam menyebar ke utara Xianjang.
Kaum muslim Uighur ini dikenal sebagai kaum yang ramah dan mahir menyanyi serta menari.
Mereka juga terkenal berbakat dalam seni dan memiliki karya rakyat rakyat yang indah, termasuk puisi epik “Fu Le Zhi Hui” (kebijaksanaan dan kebahagiaan) dan musik serta tarian divertimento “Er Shi Mu Ka Mu” (dua belas mukam).
Kaum ini juga diketahui sangat ahli dalam bidang pertanian, seperti berkebun dan menanam kapas. Mereka juga mahir menenun karpet, topi Uighur dan membuat pisau.
Namun di China kelompok ini dikabarkan tidak hidup dengan bebas. Mereka berada di bawah tekanan pemerintah.
Hal ini diketahui dari laporan penahanan yang didapatkan oleh PBB pada Agustus 2018 lalu. Dalam laporan disebutkan bahwa terdapat sekitar satu juta warga Uighur dan kelompok muslim lainnya ditahan di Xinjiang.
Dalam kamp itu, mereka dikabarkan menjalani program pendidikan ulang atau Kamp Indoktrinasi Politik yang diduga di dalamnya terdapat upaya pelunturan keyakinan yang dianut warga Uighur.
Mereka juga dibatasi dalam hal pergerakan, dilarang keluar China dan ke wilayah lainnya di dalam China. (ave/dikutip dari cnbc.com)
Discussion about this post