Avesiar – Jakarta
Jabatan Perdana Menteri Malaysia kini berada di tangan pemimpin oposisi sejati Malaysia Anwar Ibrahim, setelah ia dilantik sebagai perdana menteri oleh raja di Kuala Lumpur Kamis, (24/11/2022). Peristiwa tersebut sebagai jawaban dari anggapan kebuntuan politik lima hari setelah pemungutan suara yang tidak meyakinkan.
Upacara di istana, dikutip dari The New Arab, Jum’at (25/11/2022), menutup babak salah satu pemilihan paling dramatis dalam sejarah Malaysia, setelah tidak ada partai yang berhasil mengamankan suara mayoritas untuk membentuk parlemen untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan pada 1957.
“Saya, Anwar Ibrahim, setelah ditunjuk sebagai perdana menteri, bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan dengan jujur memenuhi tugas itu dengan segala upaya saya dan bahwa saya akan mengabdikan kesetiaan sejati saya kepada Malaysia,” kata pria berusia 75 tahun itu saat mengenakan pakaian tradisional Malaysia.
Di ibu kota Kuala Lumpur, para pendukung Anwar sedang bergembira.
“Aku merinding, serius. Dia berjuang keras untuk diberi kesempatan menjadi PM. Saya harap dia tampil baik dan membuktikan kemampuannya,” kata Norhafitzah Ashruff Hassan, 36 tahun, dikutip dari The New Arab.
Seorang manajer produk berusia 37 tahun Muhammad Taufiq Zamri mengatakan bahwa dia tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata perasaan gembira yang dimilikinya.
Koalisi multietnis Pakatan Harapan Anwar yang mengkampanyekan pesan antikorupsi, memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu akhir pekan dengan 82 kursi. (ard)
Discussion about this post