Avesiar – Jakarta
Penangguhan pertandingan selama bulan suci Ramadhan yang memungkinkan pemain Muslim untuk berbuka puasa, dilarang oleh Federasi Sepak Bola Prancis (FFF), dikutip dari The New Arab, Sabtu (1/4/2023), berdasarkan laporan media Prancis, Jum’at.
Komisi Wasit Federal FFF, dalam email yang dikirim ke wasit di seluruh Prancis, mengatakan bahwa “gangguan pertandingan tidak menghormati ketentuan Statuta FFF”.
“Idenya adalah bahwa ada waktu untuk segalanya. Ada waktu untuk berolahraga, ada waktu untuk menjalankan agama,” kata Eric Borghini, kepala komisi wasit federal di Federasi, kepada AFP, sebagaimana diberitakani The New Arab.
#Ramadan/#Sepak Bola : Keputusan dari @FFF de rejecter des pauses pour permettre aux joueurs de rompre le jeûne merupakan manifestasi dari claire de l’intolérance et de la xénophobie, et une breaking de la liberté religieuse ! pic.twitter.com/csJt0Zoow6 — Ali KETTANI (@Alikettanii) 31 Maret 2023
Email tersebut juga merujuk pada piagam etika sepak bola yang menekankan bahwa “lapangan sepak bola, atau tempat olahraga apa pun” bukanlah tempat untuk melakukan “ekspresi politik dan agama”, melainkan tempat di mana “netralitas, sekularisme, dan non-diskriminasi” harus dilakukan.
Pernyataan itu mengatakan telah menjadi perhatian badan sepak bola bahwa pertandingan diduga dihentikan untuk berbuka puasa Ramadhan.
Federasi telah mengetahui bahwa “sejumlah pertemuan tingkat amatir tertentu telah dihentikan untuk memungkinkan para pemain yang berbuka puasa agar tidak dehindari”.
FFF juga memperingatkan bahwa “proses disipliner dan/atau pidana” akan dikeluarkan jika wasit tidak mematuhi perintah email tersebut.
Keputusan badan sepak bola Prancis itu telah dikritik oleh para pesepakbola, jurnalis, dan aktivis, yang mengatakan bahwa langkah itu adalah “manifestasi jelas dari intoleransi dan xenofobia”. (ard)
Discussion about this post