Avesiar – Jakarta
Arab Saudi dikabarkan akan mengizinkan penjualan minuman beralkohol untuk pertama kalinya sejak 72 tahun silam. Rencana tersebut, dikutip dari The Guardian, Kamis (25/1/2024), diketahui ketika sebuah dokumen beredar yang menunjukkan betapa hati-hatinya para pemimpin kerajaan Teluk dalam mengelola operasinya.
Rencananya, toko yang akan menjual minuman beralkohol itu terletak di kawasan diplomatik di ibu kota, dan hanya dapat diakses oleh diplomat non-Muslim. Di mana berarti bagi sebagian besar dari 32 juta penduduk Arab Saudi, tidak ada yang berubah untuk saat ini.
Tidak hanya itu, kuota pembelian akan diberlakukan. Akses ke toko akan dibatasi bagi mereka yang mendaftar melalui aplikasi. Dan pelanggan akan diminta untuk menyimpan ponsel mereka di “kantong ponsel khusus” saat mereka mencari bir, anggur, dan minuman beralkohol.
Penguasa de facto Arab Saudi, putra mahkota Mohammed bin Salman, di bawah agenda reformasi Visi 2030, sedang mencoba mengubah eksportir minyak mentah terbesar di dunia itu menjadi pusat bisnis, olahraga, dan pariwisata yang dapat mencapai kesejahteraan di era pasca-minyak.
Pusat Komunikasi Internasional pemerintah, dikutip dari The Guardian, mengatakan pada hari Rabu bahwa tujuan kebijakan baru tersebut adalah “untuk melawan perdagangan gelap produk dan minuman beralkohol yang diterima oleh misi diplomatik”.
Namun, jika akses terhadap alkohol di Arab Saudi pada akhirnya meluas melampaui apa yang dijelaskan oleh sumber pada hari Rabu, pihak yang paling dirugikan adalah penjual mocktail dan minuman non-alkohol lainnya, yang semakin populer. (ard)
Discussion about this post