KAMU KUAT – Jakarta
Teknologi yang semakin canggih menjadikan game online bagian dari hiburan tersendiri dengan menggunakan smartphone atau handphone pribadi. Bagi remaja, game online bukan sekadar permainan, namun dunia baru tempat mereka bisa bersenang-senang, bersaing, hingga menjalin pertemanan.
Dikutip dari Wikipedia, Ahad (15/12/2024), game online atau permainan daring adalah permainan video yang dimainkan sebagian atau utamanya melalui Internet atau jaringan komputer lain yang tersedia. Permainan daring ada di mana-mana di platform permainan modern, termasuk PC , konsol , dan perangkat seluler , dan mencakup banyak genre , termasuk first-person shooter , permainan strategi , dan permainan peran daring multipemain masif (MMORPG).
Di balik keseruannya, game online juga menyimpan tantangan yang perlu dihadapi dengan bijak. Apa saja dampaknya, dan bagaimana cara menikmati game tanpa kehilangan kendali? Mari kita bahas bersama dan simak komentar para remaja, orang tua, dan guru.
Hana Kamila kelas 9.1, SMP IT Insan Harapan, Tangerang Selatan

Hana mengatakab bahwa peranan game dalam kehidupan remaja memiliki 2 dampak yang berbeda. Ada dampak baik di mana dengan bermain game remaja bisa menemukan hobi mereka dan tempat di mana mereka bisa menghilangkan rasa stres. Game juga bisa menjadi tempat remaja remaja bertemu teman baru dan mendapatkan life skill yang baru. Tetapi game juga dapat memberi dampak buruk di mana remaja bisa menjadi kecanduan dengan bermain game sehingga melupakan atau meninggalkan kewajiban kewajibannya sebagai murid ataupun sebagai warga.
“Karena dengan perkembangan jaman, remaja remaja sekarang diperkenalkan dengan ratusan dan ribuan game baru. Dan ketika wabah corona terjadi banyak remaja yang lebih memilih untuk bermain game daripada belajar. Yang berpengaruh terhadap kepopuleran game di kalangan remaja. Dan karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak memiliki waktu untuk bermain bersama, karena game memiliki berbagai play style yang dapat menyesuaikan dengan gaya bermain favorit mereka. Contohnya, sekarang banyak remaja yang menyukai hal hal yang berbau aksi, dengan hal itu mereka tertarik dengan game-game yang bertema aksi seperti Valorant, Free Fire,” Mobile Legend, dan lain lain,” ujarnya.
Ia mengakui suka game Roblox, karena sudah memainkannya sejak 2018. Sampai saat ini ia masih memainkannya. Menurut Hana, Roblox memang game yang seru. Karena, lanjut dia, dalam satu game dipertemukan dengan ribuan game lainnya. Dan ia mengakui juga sudah hampir mengeluarkan uang 500 ribu lebih hanya untuk membeli skin atau untuk gamepass (langganan bulanan yang memberi akses ke ratusan game berkualitas tinggi di perangkat PC Windows) pada sebuah game.
“Semenjak corona aku mejadi lebih sering bermain game, dan terkadang menjadi kecanduan terhadap suatu game. Dan karena itulah prestasi akademik aku menurun dari kelas 5 sampai 7. Di mana aku tidak peduli dengan nilai dan hanya mempedulikan game. Tetapi sekarang saya sudah bisa mengatur waktu bermain game saya dengan waktu belajar,” ujarnya.
Menurut Hana, banyak dampak negatif yang dapat muncul ketika seseorang berlebihan dalam bermain game, baik dari segi fisik, mental, maupun sosial. Tetapi yang lebih sering terjadi adalah penurunan prestasi akademik seseorang. Mereka terlalu fokus bermain game, sehingga melupakan kewajiban-kewajiban mereka. Berlebihan bermain game juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Banyak orang yang bermain game mengorbankan waktu makan atau waktu tidur mereka untuk bermain game, sehingga kesehatan mereka menurun.
“Orang tua saya memperbolehkan saya untuk bermain game, asalkan tidak berlebihan dan tidak menurunkan nilai akademis saya. Semenjak kegiatan sekolah sudah normal dan tidak ada karantina lagi, saya mulai jarang bermain game dan mulai lebih sering belajar. Dan ketika saya bermain game orang tua saya tidak melarangnya, asalkan tidak melupakan kewajiban saya,” katanya.
Hana kini sadar diri dalam bermain game. Jadi ia mencona membatasi waktu bermain. Ketika masa sekolah, Hana hanya memperbolehkan dirinya untuk bermain game ketika hari libur. Jadi dari hari Senin sampai Jumat saya tidak bermain game, melainkan belajar ataupun mengerjakan tugas sekolah,” terang Hana yang sekarang sedang mencoba fokus untuk persiapan masuk SMA.
Maska Danadyaksa Hasbi Ramdhany, Kelas X SMA Negeri 3 Bandung

Dimas suka bermain game online sesekali untuk menghabiskan waktu luang atau hiburan tambahan agar pikiran tidak mudah stres karena tugas tugas sekolah.
“Karena banyaknya game online yang menawarkan variasi game yang menarik dan banyaknya game popular membuat saya fomo dan ikut-ikutan main. Awalnya saya bermain game karena iseng untuk hiburan. Namun, karena seru akhirnya keterusan yang terkadang sesekali suka membeli perlengkapan tambahan yang ada di dalam game tersebut Karena keasyikan bermain game pada akhirnya saya lupa waktu, lupa mengerjakan tugas sekolah,” ungkapnya.
Jika ditanya apakah game online ada dampakny? Saya akan menjawab menurut pengalaman saya seperti berkurangnya tidur, menjadi malas-malasan, tidak bisa memanage Waktu dengan baik, dan entah kenapa berpengaruh kepada emosi saya, saya jadi lebih suka marah marah, tidak sabaran.
Nur Faza Adefa Winanto, siswa Kelas 12 SMA School of Universe Bogor

“Menurut saya Game online selain untuk hiburan dan mengisi waktu luang bisa menjadi menjadi sebuah peluang menghasilkan uang dengan masuknya ke dunia e-Sport semacam tim, lalu ikut tournament kecil sampai tournament besar atau internasional. Pernah saya mengikuti geme free fire tournament2 hadiahnya kecil cuman dua ratus ribu dan itu dibagi empat orang tim saya, jadi perorangnya dapat lima puluh ribu rupiah,” paparnya.
Untuk dampaknya negatifnya, katanya, selama ini tidak mempengaruhi prestasi belajar. Hanya saja ia suka kesal dan emosi jika kalah dan penasaran sampai lupa waktu, yang membuat orang tua saya marah-marah karena ia terlalu lama bermain game.
Amalya Kurniati Dewi, Seorang Ibu

Setelah para siswa yang memberikan komentarnya, sekarang giliran orang tua yang punya pendapat khusus.
“Pendapat saya tentang anak yang sering bermain game, tidak masalah selama ketika bermain game masih ingat makan, masih sering komunikasi dengan sesama anggota keluarga, tidak lupa waktu belajar. Tapi jika sudah terlalu asyik dan lama bermain game, ia suka mengingatkan anaknya agar segera mengakhiri game tersebut.
Dampak positifnya, imbuhnya, mungkin dari permainan tersebut dapat mengasah otak, merencanakan strategi, melatih ketelitian anak. Namun, pendapat saya sebagai orang tua, lebih banyak dampak negatif dari pada positifnya. Salah satunya adalah kesehatan mata, kemudian emosi anak yang menjadi tidak stabil, bahasa yang didapat pun terkadang kurang baik dan kurangnya komunikasi dengan dunia luar, lebih suka bermain di dunia maya serta berteman dengan teman di dunia maya (online).
“Untuk mengatasi ketergantungan dengan game online pada anak, saya sebagai orang tua coba mengalihkan fokus anak saya dengan cara perbanyak komunikasi, bercanda dengan anak, dan membolehkan anak bermain di luar bersama teman -teman sebaya dan selalu sediakan waktu lebih lama bersama anak,” ujarnya.
Indri Agustini, S. Si, guru IPA, di SMPN 11 Tangerang Selatan

Bagaimana komentar dari guru?
Indri Agustini, S. Si, seorang guru IPA di SMPN 11 Tangerang Selatan, mengatakan bermain game online sebenarnya wajar selama ada pendampingan dari orang tua. Namun bermain game online sekarang ini sudah dalam kondisi meresahkan. Karena memicu perilaku agresif dan berkata kasar. Selain itu juga banyak anak-anak yang di sekolah itu seperti tidak fokus dan sulit konsentrasi, sehingga kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik karena kurang tidur.
“Pengalaman menangani siswa terkena dampak negatif dari game online pernah. Ada beberapa anak yang kepergok bermain game karena mengeluarkan kata kasar dan kurang pantas. Jadi kita ajak ngobrol dan meminta untuk lebih mengontrol diri. Terutama ucapan. Juga meminta untuk sekolah lebih ketat lagi dalam aturan penggunaan handphone terutama untuk belajar. Harus diperhatikan pengembalian handphone setelah digunakan selama dalam lingkungan sekolah. Ada anak yang berperilaku agresif, mudah terpicu emosinya,” jelasnya.
Salah satu solusinya, kata dia, adalah mengajak berbicara dan meminta untuk mengurangi bermain game online. Juga bekerja sama dengan wali kelas (walas) untuk meminta peran orang tua di rumah dalam pendampingan anak ketika bermain HP terutama game online. Dan dari sekolah mengatur kebijakan dalam penggunaan HP di sekolah dengan aturan yang dibuat serta diterapkan di sekolah.
“Game online sekarang ini bukan hanya sekedar permainan yang menghibur, namun ada juga turnamen. Beberapa kali sekolah saya mendapatkan undangan game online. Kami memilih untuk tidak mengirimkan anak mengikuti lomba tersebut. Mengenai turnamen game online sampai go internasional, itu wajar saja. Hanya mungkin untuk anak umur SMP sepertinya masih belum layak untuk mengikuti karena itu masih belum matang dan stabil emosinya,” ucap Indri.
Mengenai turnamen game online sampai go internasional, lanjutnya, itu wajar saja. Hanya mungkin untuk anak umur SMP sepertinya masih belum layak untuk mengikuti karena itu masih belum matang dan stabil emosinya.
Well guys, game online memang bisa menjadi hiburan yang seru dan bahkan bermanfaat jika dimainkan dengan bijak. Namun, jangan sampai kesenangan sesaat ini mengganggu kewajiban atau hubungan sosial kamu. Ingatlah untuk tetap mengatur waktu, menjaga keseimbangan, dan memilih game yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan nilai positif.
Hidupmu adalah tentang pilihan, jadilah remaja yang bijak yang mampu mengatur waktu belajar dan berprestasi dengan baik demi mengembangkan potensi diri. Kesuksesanmu bukan di dunia game, tetapi di kehidupan nyata. Let’s play wisely! (Resty)
Discussion about this post