Avesiar.com
Dalam kehidupan sehari-hari, bagi sebagian orang yang sudah mengetahui manfaat pengobatan ala Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yaitu bekam, akan terbiasa melakukannya atau paling tidak paham kapan bekam dibutuhkan sebagai ikhtiar sehat.
Dalam hadist, baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyampaikan bahwa bekam adalah pengobatan yang ideal bagi umat Islam.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda:
“Sesungguhnya pengobatan paling ideal yang kalian gunakan adalah bekam”.
(Hadits Muttafaq ‘alaih: Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah hijaamah (bekam) dan al-fashdu (venesection)”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ada beberapa hadist yang menyebut motivasi melakukan bekam. Di antaranya sebagai sebagai berikut;
Dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas –radhiyallahu’anhum-, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam,
“Kesembuhan itu ada pada tiga hal : minum madu, sayatan pisau bekam, dan terapi besi panas (Kay). Namun aku melarang umatku melakukan Kay”.
(HR. Bukhori)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga melakukan bekam sebagaimana diriwayatkan sahabat Anas bin Malik dalam Shohih Bukhori Muslim.
“Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah dibekam oleh Abu Thoibah”.
Dalam riwayat yang lain, dari Ibnu ‘Abbas, sesungguhnya setiap kali Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melewati sekumpulan Malaikat pada waktu Mi’raj, para malaikat itu selalu berpesan, “Hendaknya engkau membiasakan diri melakukan al-hijaamah”.
Penelitian Tentang Bekam atau Hijaamah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muhammad Amin Syaikhu, ilmuwan asal Siria, tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari metode bekam, keberhasilan metode ini terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna.
Dalam teori pengobatan modern, dikenal adanya titik-titik bekam yang tidak berbeda dengan titik pijat. Dalam teori tersebut, terungkap bahwa tubuh manusia terdiri atas 12 saluran utama dan empat saluran tambahan yang semuanya mengandung unsur magnet.
Selama unsur itu bekerja dengan baik, tanpa ada halangan sedikit pun, orang tersebut berada dalam kondisi kesehatan yang prima. Namun, jika terjadi penyumbatan pada saluran ini, muncul masalah-masalah di beberapa bagian tubuh.
Sebagai contoh, penyakit liver mempunyai titik-titik tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu pula. Demikian pula dengan penyakit jantung dan penyakit-penyakit yang lainnya. Jika terjadi sesuatu pada titik-titik tertentu, harus dilakukan tindakan yang sesuai. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan umatnya untuk melakukan pembekaman pada titik-titik tersebut untuk menjaga kesehatan.
Ali bin Abi Thalib berkata,
”Jibril datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dengan perintah berbekam pada titik al-akhdain (urat leher) dan al-kahil (pundak)”.
(Al Dailami). Riwayat lain dari Shuhaib, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
”Berbekamlah di tengah tengkuk karena hal itu dapat menyembuhkan 72 macam penyakit”.
Aiman bin Abdul Fattah dalam Keajaiban Thibbun Nabawi: Bukti Ilmiah dan Rahasia Kesembuhan dalam Metode Pengobatan Nabawi menjelaskan, berdasarkan hasil tim laboratorium yang mengadakan penelitian darah yang keluar dari titik-titik bekam, ada beberapa hasil yang didapatkan.
Pertama, terapi bekam melindungi dan sekaligus menguatkan unsur-unsur sistem kekebalan.
Kedua, proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi.
Ketiga, kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1100). Satu hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada dalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan sehingga dapat membentuk sel-sel muda yang baru.
Keempat, kandungan sel darah merah atau sel darah putih dalam darah bekam tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa proses bekam berhasil mengeluarkan semua kotoran, sisa, dan endapan darah sehingga mendorong kembali aktifnya seluruh sistem dan organ tubuh.
Kapan waktu terbaik untuk bekam?
1. Tengah bulan
Ingat, jangan pakai kalender Masehi, tapi pakailah kalender Hijriah. Pengarang Al-Qanun, Ibnu Sina, berkata:
“Dianjurkan untuk tidak berbekam pada awal bulan, karena darah belum bergerak dan bergejolak. Juga tidak di akhir bulan karena darah telah berkurang. Melainkan pada pertengahan bulan di mana darah benar-benar telah bergejolak dan banyak karena banyaknya sinar rembulan”.
Jadi upayakan menjadwalkan untuk dibekam pada tengah bulan Hijriah.
2. Terutama tanggal 17, 19, dan 21, bulan Hijriah
Kalau mau lebih berpahala, dan optimal mengobati penyakit, bisa berbekam pada tanggal 17, 19, dan 21 bulan Hijriah sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :
“Sesungguhnya waktu terbaik melakukan bekam adalah pada tanggal 17, 19, dan 21, setiap bulannya” (HR. At-Tirmidzi)
“Barang siapa melakukan bekam pada tanggal 17, 19 atau 21, akan sembuh dari setiap penyakitnya”
(HR. Abu Dawud)
3. Sebaiknya saat perut kosong
Termuat di dalam Atsar bahwa berbekam yang dilaksanakan pada waktu perut kosong (rentang ± 3 jam sesudah makan) merupakan pengobatan, pada waktu perut kenyang merupakan penyakit. (ave/dari berbagai sumber)
Sumber :
https://jateng.inews.id/berita/terapi-bekam-pengobatan-sunah-nabi-untuk-usir-beragam-penyakit
https://konsultasisyariah.com/36112-apakah-berbekam-termasuk-sunah
https://www.republika.co.id/berita/pw6mhr313/mengapa-rasulullah-menganjurkan-umatnya-bekam
https://www.dream.co.id/fresh/5-waktu-terbaik-untuk-bekam-1703022
Discussion about this post