Avesiar – Jakarta
Kasus tewasnya lebih dari 100 orang dalam pernikahan yang berlangsung Selasa (26/9/2023) malam, di kota Qaraqosh, Irak Utara, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, dianggap disebabkan oleh “kelalaian besar” dan kurangnya langkah-langkah keamanan.
Pernyataan itu, dikutip dari Arab News, Senin (2/10/2023), adalah menurut hasil penyelidikan pemerintah terhadap bencana tersebut.
Dikutip dari Arab News, hasil penyelidikan, yang diumumkan pada konferensi pers pada Ahad (1/10/2023), oleh Menteri Dalam Negeri Abdul Amir Al-Shammari, mengatakan pemilik aula dan tiga anggota staf lainnya telah mengizinkan 900 orang masuk ke tempat tersebut ketika tempat tersebut dirancang untuk maksimal 400 orang.
“Kebakaran itu tidak disengaja dan tidak disengaja serta terjadi karena kelalaian besar,” demikian temuan penyelidikan. Penggunaan dekorasi yang mudah terbakar membantu api menyebar dengan cepat dan mengubah ruangan menjadi bola api,” kata Shammari.
Orang-orang, lanjut Shammari, terjebak di dalam aula pernikahan yang terbakar dan tim penyelamat kesulitan menjangkau mereka karena pintu keluarnya sedikit dan kecil.
Selain korban tewas, terdapat sekitar 150 orang terluka dalam kebakaran yang terjadi di kota Kristen Hamdaniya, juga dikenal sebagai Qaraqosh itu.
Jumlah korban tewas, kata Menteri Dlaam Negeri, sebanyak 107 orang dan mengatakan panel investigasi telah mengusulkan agar pemerintah memberikan dukungan keuangan kepada keluarga korban tewas dan terluka.
Investigasi juga memberikan rekomendasi bahwa tindakan hukum harus diambil terhadap pejabat lokal.
Perdana Menteri Mohammed Shia Al-Sudani mengunjungi korban kebakaran di dua rumah sakit setempat pada hari Kamis dan berjanji untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab. (ard)
Discussion about this post