Avesiar – Jakarta
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir The New Arab, Sabtu (11/11/2023), mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Jum’at, bahwa rata-rata seorang anak terbunuh setiap 10 menit di Jalur Gaza. Sambil memperingatkan: “Tidak ada tempat dan tidak ada seorang pun yang aman.”
“Rata-rata, satu anak terbunuh setiap 10 menit di Gaza,” kata Tedros.
Setengah dari 36 rumah sakit di Gaza dan dua pertiga dari pusat layanan kesehatan primernya, kata dia, tidak berfungsi dan rumah sakit yang beroperasi jauh melampaui kapasitasnya, dan menggambarkan sistem layanan kesehatan dalam keadaan “menyerah”.
“Koridor rumah sakit penuh dengan korban luka, orang sakit, dan sekarat. Kamar mayat meluap. Pembedahan tanpa anestesi. Puluhan ribu pengungsi berlindung di rumah sakit,” kata Tedros kepada dewan yang beranggotakan 15 orang itu.
Lebih dari 11.000 warga Palestina meninggal, termasuk 4.506 anak-anak, 3.027 wanita, dan 678 orang lanjut usia, serta melukai lebih dari 27.490 orang, sejak Israel melancarkan serangan militer brutal tanpa henti di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Tidak hanya itu, pasukan Israel juga mengepung daerah kantong berpenduduk 2,3 juta orang tersebut, menghentikan masuknya pasokan medis, bahan bakar, air, dan makanan yang sangat dibutuhkan.
Tedros mengatakan, WHO telah memverifikasi lebih dari 250 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mengatakan Amerika Serikat berupaya untuk menyediakan bahan bakar ke rumah sakit di Gaza, seraya menekankan bahwa fasilitas sipil dan kemanusiaan harus dihormati dan dilindungi berdasarkan hukum internasional.
Dewan Keamanan mengheningkan cipta sejenak di awal pertemuan untuk mengenang warga sipil yang terbunuh di Gaza, termasuk lebih dari 100 orang yang bekerja dengan badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA). (ard)
Discussion about this post