Avesiar – Jakarta
Produktivitas & Continuous Improvement adalah semangat yang terus menyala dari Ir. Made Dana Tangkas, M.Si., IPU, AER. Bulan Ramadhan justru menambah gairah untuk terus berkontribusi dan memikirkan kemajuan sektor industri dan bisnis tanah air, bahkan perannya membangun network di kancah global.
Founder dan CEO dari Industry & Business Institute of Management (IBIMA) dan PT. IBIMA (Insan Bisnis & Industri Manufaktur Indonesia), yang juga pendiri dan Presiden Institut Otomotif Indonesia ini menggelar Silaturahmi & Buka Puasa Bersama dan Proyeksi Bisnis/Industri tahun 2024/2025 di ruang VIP Resto Nasi Kapau Pemuda & FoodNusa Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (2/4/2024).
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 15.45 -19.30 WIB tersebut dihadiri oleh Group IBIMA (Insan Bisnis & Industri Manufaktur Indonesia) dan jajarannya, Group IOI (Institut Otomotif Indonesia) dan jajaran, Komunitas MSC – Made in Indonesia Superconnection, Komunitas Majapahit Nusantara, Komunitas Kajian Jalan Pulang, FKA ESQ Ekonomi, Tim PII Bidang Industri & Hilirisasi Produk Dalam Negeri, Group IIRDI dan jajaran, Group ABILEC/Apindo, Group YTKI dan jajaran, serta tim Move on Alumni ITB dan berbagai jaringannya.

Acara dibuka oleh Presiden IOI/CEO IBIMA Made Dana Tangkas yang menyampaikan bahwa kemajemukan yang hadir dalam silaturahmi dan buka puasa bersama tersebut In syaa Allah bisa menghadirkan khazanah, kekayaan dan kecukupan bagi kita semua.
“Pengolahan dan pengelolaan SDA & SDM Indonesia yang terbaik atau Building The Best Indonesian Business & Industry Way, menjadi hal yang sangat penting serta potensi besar untuk dapat mengubah nasib bangsa menuju Indonesia Emas 2030-2045. Acara ini selain silaturahmi untuk membangun IMTAK dalam kegiatan bisnis & perniagaan industri juga memberi santunan untuk anak yatim piatu sebanyak 25 orang dari Yayasan/Sekolah Rahmatan lil Alamin,” terang tokoh nasional di bidang industri dan bisnis/ekonomi Made Dana Tangkas penuh semangat.
Dilanjutkannya agar pertumbuhan ekonomi bisa di atas 7-8%, kita perlu membuat program ekonomi, bisnis, dan industri yang relevan dengan kondisi SDA & SDM, penguasaan IPTEK serta ada manajemen yang jelas untuk mengelola bonus demografi dengan potensi SDM yang besar (Hitozukuri=membangun SDM yang kompeten & profesional). Dikatakannya, juga perlu membangun, mengolah, dan mengelola potensi SDA yang sangat besar atau cadangan yang melimpah ruah lebih dari 500K triliun.
“Kita perlu membangun bisnis/industri (Monozukuri=membangun proses industri & membuat produknya), menata dan mengelola SDA & SDM dengan teknologi yang tepat maupun yang maju untuk dapat kembali meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan industri bersama DUDI atau dunia usaha dunia industri,” terang Made Dana Tangkas.
Menurutnya, Malaysia pendapat per kapita sudah bisa di atas 11.000 USD, Thailand di atas 7.000 USD, Singapura di atas 34.000 USD per kapita, sementara Indonesia saat ini masih sekitar 5.000 USD.
“Kita perlu serius ke arah tahun 2026 supaya tembus di 7.000 USD per kapita. Beberapa proyek nasional yang mau kita bangun adalah membuat 50 – 100 pelabuhan yang terintegrasi dalam program IFMI, Integrated Fishery & Maritime Industry, yang memang dibutuhkan oleh Indonesia sebagai Negara Maritim,” tegasnya.
Dia juga mengatakan diperlukan untuk membangun 1000 titik atau lokasi dengan luas sekitar 500 – 2500 hektar dengan program Integrated Smart Farming Industry di sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan.
Selain itu, lanjut salah satu tokoh dari Alumni ITB itu, juga membangun Industri otomotif R2/R3 & R4 EV yang menjadi basis distributed manufacturing. Selain itu, kata Made Dana Tangkas, juga ada pengembangan teknologi inovasi dalam bidang waste management, energi EBTKE, hydrogen dan hybrid, serta lainnya.
“Saat ini kebanyakan masalah kita di financing, karena aktivitas masih terkotak-kotak, masih belum terintegrasi sehingga perlu adanya integrator. sebagai contoh, ada 200 bengkel di Yogya yang non-autorized akan dibina. Suplay sparepart yang terintegrasi. Buatkan bengkel jemput bola seperti Gojek dan lain-lain,” paparnya.
Teori Nabi Ibrahim Alaihissalam, kata Made Dana, sebaiknya menggantikan teori Abraham Maslow. Bukan lagi dari basic need, tapi dari Imtak dan Iptek. Menjawab persoalan hidup dari mengenali jati diri sebagai manusia, mengapa kita dilahirkan sebagai manusia, dan apa tujuan hidup di muka bumi.
“Sesungguhnya Tuhan YME sudah mengatur kehidupan manusia yang seharusnya tidak ada yang miskin di dunia, yang ada hanya berkelimpahan dan berkecukupan. Salam rahayu. Salam Indonesia Emas Industri Berdikari dan Rakyat Sejahtera 2030,” ujarnya berpesan.

Tidak hanya Made Dana Tangkas, mantan menteri Nakertrans dan duta besar di Skandinavia, Profesor Bomer Pasaribu yang hadir juga menyampaikan bahwa bonus demografi terjadi pada sebuah bangsa setiap 75 – 80 tahun. Hal tersebut, menurut mantan anggota DPR RI fraksi Golkar ini, kalau tidak dikelola dengan baik bukannya menjadi bonus, namun bisa menjadi beban bagi kehidupan bangsa.
“Kondisi ini harus dikelola dalam berbagai pencapaian peningkatan GDP per kapita, produktivitas kehidupan, dan juga pencapaian indeks kebahagiaan anak bangsa. Beberapa referensi dengan negara lain sebagai berikut; China sedang dalam repelita ke-13, menuju repelita 14. Dengan gerakan pembangunan yang sangat cepat dalam bidang ekonomi dan industrinya,” beber pengajar di 7 universitas negeri dan swasta itu.
Ditambahkannya, Inggris dan Jepang tahun ini sedang masuk dalam kondisi resesi ekonomi. Indonesia di zaman orde baru, termasuk welfare state model seperti Skandinavia dan Jerman.
“Namun, setelah reformasi mengalami beberapa perubahan dan nampaknya Negara Indonesia skrg terlihat perlu menetapkan RPJMN & RPJPN secara jelas dan lbh terukur. Saat nanti Presiden terpilih sudah diumumkan, kita rencanakan ketemu beliau. Karena 10 – 15 tahun bonus demografi dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2035 harus kita bangun lebih sistematis, terstruktur, integrative, dan kolaboratif,” terang Bomer Pasaribu di hadapan undangan.
Sedangkan pembicara lain seperti Ir. Dodi Sukmayadi menyampaikan tentang ISFI dan pemetaan data Geospesial, dan. Ir. Rinandi Pasha Jenie mengulas perihal Village vehicle (R3/R2) concept untuk EV. Menurut Rinaldi, dimulai di SMK Sumedang dan SIKIM Majalengka, kita perlu membuat baterai, motor/dinamo listrik sendiri;, yang cocok untuk Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar di dunia. Spesifikasi kendaraan listrik roda 3 pengangkut barang yang lebih tepat untuk rakyat.
Tidak ketinggalan pembicara berikutnya yaitu Ir. Jlamprong Kartiko menyampaikan bahwa banyak produk-produk unggulan anak bangsa berbasis teknologi, namun belum mendapat dukungan yang kuat melalui kebijakan pemerintah.
“Kita sudah tidak main lagi di tataran teknologi lama, tapi sudah masuk ke lebih high tech seperti dengan plasma, quark, dan lainnyaa. Malahan beberapa produk sudah diekspor ke Jepang, Philipina, dan lain-lain. Perlu juga aplikasi teknologi dari EBTKE, hybrid, dan waste management.
Di sisi lain, Prof Zainal Abidin mengulas mengenai IPST Masaro untuk kota Dumai waste management, mengubah TPA menjadi eduwisata, revitalisasi TPS3R Borobudur dengan teknologi Masaro, pertanian organik Cicalengka tahap 1; lemon, kopi, alpuket, aren, tanaman obat-obatan, peternakan sapi Masaro, serta peternakan 1.000 domba Masaro yang dititip ke penduduk.

Pada diskusi ilmiah tersebut juga dilakukan penyerahan santunan untuk anak- anak yatim piatu dan tausyiah dari Ustaz KH. Prof. Ridwan Yusuf, seorang konsultan Diknas serta konsultan ISO sejak tahun 1990an.
Ustaz Ridwan Yusuf dalam tausyiahnya menyampaikan bahwa jangan hanya belajar agama, tapi belajarlah apa itu hidup dan kehidupan. Inner beauty lebih penting & abadi dibanding outer beauty. Belajar agama, lanjutnya, itu perspektifnya harus luas, komprehensif, serta terintegrasi antara dunia dan akhirat.

“Tidak bisa mengejar kebahagiaan akhirat tanpa mewujudkan kebahagiaan di dunia. Rumusnya jelas kalau di dunia sudah berantakan, akhiratnya juga berantakan. Doanya kan, Rabbanaa aatinaa fiddun yaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaa bannaar. Yang artinya, Yaa Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka. Problem kita adalah problem mental. Manusia mengalami pembusukan hati. Tontonlah film “Agak Laen”. Pengakuan orang tua pada anaknya bahwa “kau masuk penjara bukan karena kau jahat, tapi karena kau bodoh,”” bebernya.
Menurut Ustaz Ridwan Yusuf saat menutup acara, orang tidak balance (seimbang, red) bicara industri berjam-jam sampai Lailatul Qodr lewat, namun bicara tentang Tuhan hanya 7 menit, yaitu kultum. (ard)
Discussion about this post