• Nasional & Opini
    • Politik
    • Hukum
    • Sosial
    • Budaya
    • HanKam
    • Daerah
    • Kesehatan
    • Edukasi
    • Opini
    • English Version
  • World
    • Economy
    • Politic
    • Law
    • Culture
    • Islam
    • Freedom for Palestine
    • Umra & Hajj
    • Tourism
  • Ekonomi
    • Bisnis & Wirausaha
    • Common
    • Islami
    • Property
    • CSR
  • Nusantara
    • Metro
    • Urban
    • Guru Kita
    • Prestasi
    • Profil Perubahan
    • Wisata
  • Healtech
    • Hidup Sehat
    • Riset
    • Teknologi
    • Gadget
  • Auto-Sport & Hobby
    • Aneka Olah Raga
    • Sepeda
    • Golf
    • Auto
    • Fauna & Flora Care
  • Change
    • Motivasi
    • Entrepreneurship
    • Citizen
    • Pensiun Sehat
  • Syar’i
    • Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
    • Muslim Fashion
    • Harmoni Keluarga
    • Griya Harmoni
    • Psikologi
    • Masjid & Activity
  • People & Activity
    • Figure
    • Community
    • Society
    • Social
    • Event
  • KAMU KUAT
  • Youth
    • Smart Teens
    • Students
    • School Story
    • Campuss Story
    • Millennial
  • Kuliner
    • Resto
    • Kaki Lima
    • Resep
  • Cit-Jour
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Syar'i Muslim Fashion

Tahsin atau Memperindah Bacaan Demi Memuliakan & Mengagungkan Al Qur’an, Simak Juga Testimoni Mereka

by Ave Rosa
4 Mei 2025 | 23:43 WIB
in Muslim Fashion
Reading Time: 8 mins read
A A
Tahsin atau Memperindah Bacaan Demi Memuliakan & Mengagungkan Al Qur’an, Simak Juga Testimoni Mereka

Ilustrasi. Foto: ist & Kemenag. Kolase: Avesiar.com

Avesiar – Jakarta

Salah satu upaya penting dalam memuliakan dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar disebut Tahsinul Qur’an atau tahsin Al-Qur’an. Mengutip berbagai sumber, ulasan mengenai tahsin ini menarik untuk dicermati.

Secara terminologi, tahsin berasal dari bahasa Arab yang berarti memperbagus, mempercantik, atau menghiasi. Dalam konteks ini, maksudnya adalah memperindah bacaan Al-Qur’an, bukan untuk pamer atau riya, tetapi sebagai bentuk cinta dan pengagungan kepada kitab suci umat Islam.

Secara sederhana, tahsin adalah proses memperbaiki bacaan Al-Qur’an sesuai kaidah tajwid, makhraj, dan sifat huruf yang benar. Ini bukan sekadar membaca dengan suara merdu, tetapi juga menjaga keaslian dan makna dari setiap ayat. Bacaan yang salah bisa menimbulkan perubahan arti, karena itu tahsin menjadi tanggung jawab setiap muslim.

Mengapa Harus Belajar Tahsin?

Belajar tahsin bukan hanya tentang teknis, tetapi juga tentang spiritualitas. Dengan tahsin, kita tidak hanya membaca Al-Qur’an dengan benar, tapi juga dengan hati yang khusyuk. Berikut alasan pentingnya mempelajari tahsin:

1. Menjaga Keaslian Makna Al-Qur’an

 Setiap huruf, harakat, dan cara pengucapan dalam Al-Qur’an mengandung makna. Salah dalam membaca bisa mengubah makna ayat.

Bacaan Terkait :

Hikmah yang Terdapat Pada Pengulangan Ayat-ayat Al Qur’an

Load More

2. Memuliakan Al-Qur’an

Bacaan yang bagus dan benar adalah bentuk penghormatan terhadap firman Allah.

3. Meraih Pahala Lebih

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an dengan tartil akan mendapatkan derajat tinggi di akhirat.

4. Menghidupkan Tadabbur

Bacaan yang baik akan membantu hati untuk merenung dan memahami pesan-pesan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

5. Menghindari Dosa

Membaca Al-Qur’an tanpa tajwid bisa mendatangkan dosa, karena kita tidak menyampaikan wahyu Allah sebagaimana mestinya.

Belajar tahsin sebaiknya dilakukan langsung bersama seorang muqri atau guru yang ahli dalam bacaan Al-Qur’an. Dengan bimbingan, kita bisa dikoreksi secara langsung dan diajarkan makharijul huruf serta hukum-hukum tajwid dengan benar. Belajar sendiri terkadang tidak cukup, apalagi jika kita belum mengetahui letak kesalahan bacaan.

Manfaat Nyata dari Tahsin

• Membuat bacaan lebih indah dan jelas.

• Menjaga kesucian makna Al-Qur’an.

• Memudahkan dalam menghafal.

• Menjadi orang yang dicintai Allah.

• Meningkatkan ketenangan hati.

Cermin Keimanan

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 121: “Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepada mereka, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya.”

Ayat ini menegaskan bahwa bacaan yang benar adalah bukti keimanan. Oleh karena itu, memperbaiki bacaan bukan pilihan, melainkan kewajiban.

Bergerak Menuju Perbaikan

Jadikan tahsin sebagai bagian dari perjalanan spiritualmu. Bukan hanya demi bacaan yang bagus, tetapi demi cinta dan penghambaan kepada Allah.

Jangan biarkan Al-Qur’an hanya menjadi bacaan tanpa rasa. Hiasi bacaanmu dengan tajwid yang benar, suara yang tulus, dan hati yang khusyuk. Mari belajar tahsin bersama guru yang ahli, dan rasakan keajaiban setiap ayat yang dilantunkan.

“Bacalah, naiklah, dan tartillah sebagaimana engkau pernah mentartilkannya di dunia. Karena tempatmu di surga berada di akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Semoga kita semua menjadi bagian dari para pecinta Al-Qur’an sejati. Aamiin.

Mengenai pembahasan tahsin ini, pengalaman dari para Muslimah sahabat Avesiar.com berikut menarik untuk disimak.

Dewi Yuhara, Ibu Rumah Tangga

Dewi Yuhara, Ibu Rumah Tangga. Foto: istimewa

Bagi Dewi Yuhara, Tashīn Al-Qur’an bukan sekadar ilmu membaca. Ia adalah seni mendekatkan diri kepada Allah melalui bacaan yang benar, indah, dan penuh makna. “Tashīn itu ilmu yang mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Bukan hanya bunyi, tapi juga tempat keluarnya huruf, tajwid, dan tempo bacaannya,” ujarnya.

Mengapa seorang muslimah harus mempelajari tashīn? Jawabannya jelas, karena Al-Qur’an adalah firman Allah, dan setiap kata di dalamnya harus dibaca dengan tepat. Bacaan yang salah bukan hanya mengubah makna, tapi juga mengurangi kekhusyukan dalam ibadah.

“Setiap bacaan Al-Qur’an atau bacaan salat mengandung doa dan pujian kita kepada Allah. Sebisa mungkin kita membacanya dengan benar, agar maknanya tidak salah sasaran,” tegas Dewi.

Peran guru dan komunitas sangat penting. Tanpa guru, kita bisa saja membaca dengan keliru tanpa sadar. Buku tak bisa mengoreksi bunyi, tapi guru bisa. “Guru itu kunci. Komunitas juga jadi wadah untuk saling mengingatkan dan mendukung dalam belajar tashīn,” katanya.

Dewi pun membagikan kisah pribadinya. Dahulu, bacaannya terbata-bata. Kini, ia mulai merasakan kelancaran dan kehati-hatian dalam membaca ayat-ayat suci. “Dulu saya hanya hafal bacaan salat tanpa tahu benar atau salah panjang-pendeknya. Sekarang, saya lebih berhati-hati,” ungkapnya.

Namun ia tak menutupi kenyataan, belajar tashīn itu sulit dan butuh kesabaran. Tapi bukan berarti tak bisa. Dengan niat yang kuat dan semangat untuk terus memperbaiki diri, ia percaya bisa istiqamah. “Semoga saya bisa terus belajar dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an saya,” ucapnya penuh harap.

Nana, Ibu Rumah Tangga

Nana, Ibu Rumah Tangga. Foto: istimewa

“Tashīn Al-Qur’an bagi saya pribadi adalah usaha memperbaiki bacaan, seperti makhraj dan sifat huruf. Karena dalam Al-Qur’an, kita wajib membacanya dengan tartil,” ungkapnya.

Baginya Nana, memperindah bacaan Al-Qur’an adalah kunci kekhusyukan. Dengan memahami tajwid, hati lebih mudah hadir dalam setiap ayat yang dilafalkan.

 “Kita jadi lebih khusyuk saat membaca. Karena tahu kapan harus panjang, kapan harus berhenti, dan bagaimana melafalkan huruf dengan benar,” jelasnya.

Perjalanan memperindah bacaan ini tak lepas dari peran guru dan komunitas. Ia menyadari bahwa koreksi langsung dari guru sangat penting untuk menghindari kesalahan yang tidak disadari. “Guru dan komunitas berperan penting. Mereka membantu mengoreksi bacaan kita, jadi kalau salah bisa langsung diperbaiki,” katanya.

Ada satu hal yang membuatnya makin semangat, percaya diri. Kini, ia tak lagi ragu membaca di depan teman-teman. “Dulu malu, sekarang jadi lebih percaya diri,” ujarnya singkat.

Dila, Ibu Rumah Tangga

Dila, Ibu Rumah Tangga. Foto: istimewa

Bagi seorang Dila, belajar memperindah bacaan Al-Qur’an bukan sekadar kewajiban ibadah pribadi. Lebih dari itu, ia adalah bentuk tanggung jawab terhadap generasi berikutnya.  “Makna tahsin bagi saya adalah memperbaiki dan memperindah bacaan Al-Qur’an dengan makharijul huruf yang tepat dan ilmu tajwidnya,” tuturnya.

Sebagai seorang muslimah sekaligus madrasatul ulaad sekolah pertama bagi anak-anak peran ibu sangat vital dalam menanamkan kecintaan pada Al-Qur’an. “Penting sekali, karena ibu adalah guru pertama anak. Salah satunya dengan mengajari membaca Al-Qur’an yang baik dan benar,” tambahnya.

Usahanya tidak main-main. Ia rajin mengikuti pengajian tahsin dan meluangkan waktu di rumah untuk terus mengulang bacaan. Perlahan tapi pasti, pemahamannya pun semakin mendalam.

 “Dulu hanya belajar makharijul huruf dan tajwid, tapi setelah ikut tahsin saya jadi memahami sifat-sifat huruf juga,” jelasnya dengan semangat.

Dila meyakini bahwa bacaan yang indah bukan sekadar mempercantik suara, tetapi juga membawa kehadiran hati,  “Kalau bacaan kita sudah tepat dan indah, insyaAllah hati kita lebih khusyuk,” ucapnya.

Dukungan dari guru dan komunitas juga menjadi bahan bakar semangatnya. “Kalau guru dan teman-teman semangat, kita pun jadi ikut semangat belajar tahsin,” katanya.

Saat berhasil membaca dengan tartil dan menyentuh hati, ia merasakan sesuatu yang tak tergantikan. “Senang sekali, hati jadi tenang dan terharu,” ungkapnya penuh haru.

Tak hanya memperbaiki bacaan, ia juga menekankan pentingnya memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an. “Karena ayat Al-Qur’an itu berkesinambungan dengan kehidupan kita. Kalau kita memahami artinya, kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya mengakhiri wawancara.

Ruroh, Ibu Rumah Tangga

Ruroh, Ibu Rumah Tangga. Foto: istimewa

Bagi Ruroh, tahsin bukanlah tentang memperindah bacaan agar terdengar merdu bagi banyak orang. Ia lebih melihat tahsin sebagai proses memperbaiki diri, dengan penuh kehati-hatian dan keikhlasan. “Makna tahsin bagi saya adalah belajar membaca Al-Qur’an dengan benar, sesuai mahroj dan tajwidnya,” ujarnya sederhana.

Ia juga menekankan bahwa sebagai muslimah, tujuan membaca Al-Qur’an bukan untuk dipertontonkan, melainkan untuk ibadah dan penghayatan pribadi.  “Cukup untuk didengar sendiri atau keluarga. Yang penting, tajwid dan mahrojnya harus benar, tidak perlu sampai meliuk-liuk,” jelasnya.

Meskipun tujuannya pribadi, Ibu Ruroh mengakui bahwa guru dan komunitas sangat membantu dalam menjaga semangat. “Dengan adanya guru dan komunitas, semangat belajar jadi lebih kuat,” tuturnya.

Pengalaman pribadinya pun menunjukkan dampak nyata dari konsistensi belajar. “Dulu saya kurang percaya diri. Tapi setelah belajar, saya jadi lebih pede dan makin semangat,” katanya. (Resty/dari berbagai sumber)

Tags: Al Qur’anMemperindah BacaanTahsin
ShareTweetSendShare
Previous Post

Foto AI Unggahan Trump Sebagai Seorang Paus Menuai Kritik Karena Dianggap Meledek

Next Post

Pro-kontra Menambahkan Nama Suami di Belakang Nama Istri, Bolehkah?

Mungkin Anda Juga Suka :

Literasi Seputar Haid serta Menjaga Diri Bagi Seorang Muslimah dan Apa Kata Mereka

Literasi Seputar Haid serta Menjaga Diri Bagi Seorang Muslimah dan Apa Kata Mereka

13 Mei 2025

...

Muhasabah, Penjelasan untuk Memahami dan Pengakuan Ibu-ibu

Muhasabah, Penjelasan untuk Memahami dan Pengakuan Ibu-ibu

12 Mei 2025

...

Tadabbur Al Qur’an Menguatkan Jiwa, Dua Orang Ibu Ini Mengakuinya

Tadabbur Al Qur’an Menguatkan Jiwa, Dua Orang Ibu Ini Mengakuinya

3 Mei 2025

...

Bolehkan Wanita Memakai Parfum dan Bagaimana Hukumnya?

Bolehkan Wanita Memakai Parfum dan Bagaimana Hukumnya?

13 Januari 2025

...

Batalkah Wudhu Jika Keluar Angin atau Kentut dari Qubul yang Disebut Queef?

Memakai Mukena Bermotif dan Warna-warni untuk Shalat Hukumnya Bagaimana?

21 November 2024

...

Load More
Next Post
Pro-kontra Menambahkan Nama Suami di Belakang Nama Istri, Bolehkah?

Pro-kontra Menambahkan Nama Suami di Belakang Nama Istri, Bolehkah?

Sinopsis Film Thunderbolts* yang Sedang Tayang Bulan Mei di Bioskop Indonesia

Sinopsis Film Thunderbolts* yang Sedang Tayang Bulan Mei di Bioskop Indonesia

Discussion about this post

TERKINI

Jangan Malu Gagal, Semua Orang Hebat Pun Pernah Gagal

19 Mei 2025

Memahami Soal Menuntut Ilmu Tak Kenal Usia, Inilah yang Dilakukan Para Wanita Lansia

18 Mei 2025

Penjelasan Soal Beriman Kepada Qada dan Qadar serta Bagaimana Mereka Menjalankannya

17 Mei 2025

Mengenal Perilaku Kekanakan atau Sindrom Peter Pan pada Orang Dewasa

17 Mei 2025

Museum Ini Diam-diam Menyelenggarakan Hari Kemerdekaan Israel yang Menjajah Palestina Sejak Nakba 1948

17 Mei 2025

Jika Terpaksa Harus Menjalani Antrean Berjam-jam di Layanan Publik, Apa yang Akan Kamu Lakukan?

16 Mei 2025

Polemik dan Dugaan Soal Tuntutan Kepada Boeing atas Kecelakaan 737 Max, Termasuk Peristiwa Lion Air 610

16 Mei 2025

Bagaimana Kamu Mensyukuri Sebuah Prestasi atau Kebahagiaan?

15 Mei 2025

Memperingati 77 Tahun Peristiwa Tragis Nakba Saat Israel Mengusir 700.000 Warga Palestina di 15 Mei 1948

15 Mei 2025

Munas XI Asperindo 21 Mei Rencana akan Dibuka Menkomdigi yang Disambut 100 Kurir Paket

15 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Kontak

© 2017 Avesiar.com - All Rights Reserved

  • Nasional & Opini
    • Politik
    • Hukum
    • Sosial
    • Budaya
    • HanKam
    • Daerah
    • Kesehatan
    • Edukasi
    • Opini
    • English Version
  • World
    • Economy
    • Politic
    • Law
    • Culture
    • Islam
    • Freedom for Palestine
    • Umra & Hajj
    • Tourism
  • Ekonomi
    • Bisnis & Wirausaha
    • Common
    • Islami
    • Property
    • CSR
  • Nusantara
    • Metro
    • Urban
    • Guru Kita
    • Prestasi
    • Profil Perubahan
    • Wisata
  • Healtech
    • Hidup Sehat
    • Riset
    • Teknologi
    • Gadget
  • Auto-Sport & Hobby
    • Aneka Olah Raga
    • Sepeda
    • Golf
    • Auto
    • Fauna & Flora Care
  • Change
    • Motivasi
    • Entrepreneurship
    • Citizen
    • Pensiun Sehat
  • Syar’i
    • Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
    • Muslim Fashion
    • Harmoni Keluarga
    • Griya Harmoni
    • Psikologi
    • Masjid & Activity
  • People & Activity
    • Figure
    • Community
    • Society
    • Social
    • Event
  • KAMU KUAT
  • Youth
    • Smart Teens
    • Students
    • School Story
    • Campuss Story
    • Millennial
  • Kuliner
    • Resto
    • Kaki Lima
    • Resep
  • Cit-Jour