Avesiar – Jakarta
Berprasangka buruk terhadap orang lain sangat dilarang dalam Islam. Larangan untuk berprasangka buruk kepada sesama dijelaskan pada Al Qur’an, surat Al Hujurat, ayat 12, yang artinya berikut ini:
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu sekalian yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.” (QS Al Hujurat:12)
Hadits larangan bersifat suudzon berasal dari riwayat Bukhari, bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
”Jauhilah sifat berprasangka karna sifat berprasangka itu adalah sedusta-dusta pembicaraan. Dan jangan-lah kamu mencari kesalahan, memata-matai, janganlah kamu berdengki-dengkian, janganlah kamu belakang-membelakangi dan janganlah kamu benci-bencian. Dan hendaklah kamu semua wahai hamba-hamba Allah bersaudara” (Hadits Riwayat Bukhari)
“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
‘Allah mengharamkan (penumpahan) darah dan (pengambilan) harta umat Islam, serta berburuk sangka terhadapnya,’ (HR Baihaqi dan Ibnu Majah),” (Al-Ghazali, 2018 M/1439 H-1440 H: III/155).
Diriwayatkan oleh abu ya’la dari barra’ ban azib bahwa rasulullah bersabda dalam satu khotbahnya:
“Wahai orang- orang yang beriman dengan lidahnya, janganlah kamu menggunjingi orang-orang Islam dan janganlah kamu mencari aurat (hal yang dirahasiakan) mereka. Karena, barang siapa mencari- cari aurat saudaranya, Allah akan mencari auratnya dan siapa yang dicari auratnya oleh Allah pasti terbukalah auratnya itu, walaupun Ia di tengah- tengah rumahnya.” (Hadits Muttafaq’alaih)
Wallahua’lam
(adm)
Discussion about this post