Avesiar – Jakarta
Drama tarik ulur pemakzulan presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol terus berlanjut. Usai dimakzulkan pada Januari 2025 atas dekrit darurat militernya pada 3 Desember 2024, presiden konservatif Korsel itu, dikutip dari The Guardian, Senin (10/3/2025), kemudian dibebaskan dari penjara.
Hal itu terjadi sehari setelah pengadilan Seoul membatalkan penangkapannya untuk mengizinkannya diadili atas tuduhan pemberontakan tanpa ditahan.
Yoon melambaikan tangan, mengepalkan tinjunya, dan membungkuk dalam-dalam kepada para pendukungnya yang meneriakkan namanya dan melambaikan bendera Korea Selatan dan AS, usai keluar dari pusat penahanan di dekat Seoul pada Sabtu (9/3/2025). Ia lalu naik ke dalam mobil van hitam yang menuju ke kediaman presidennya di ibu kota.
Yoon mengatakan bahwa dia “menghargai keberanian dan keputusan pengadilan distrik pusat Seoul untuk mengoreksi pelanggaran hukum”, yang tampaknya merujuk pada sengketa hukum atas penangkapannya, dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh pengacaranya.
Dia mengatakan dia juga berterima kasih kepada para pendukungnya dan meminta mereka yang melakukan mogok makan untuk menentang pemakzulannya untuk mengakhirinya.
kantor berita Yonhap melaporkan, dengan mengutip perkiraan polisi tidak resmi, bahwa sekitar 55.000 pendukung Yoon berunjuk rasa di distrik-distrik utama Seoul, sementara 32.500 orang berdemonstrasi menentangnya di dekat mahkamah konstitusi pada Sabtu (9/3/2025).
Namun, menurut jajak pendapat Gallup Korea pada hari Jumat, masyarakat Korsel sebagian besar tetap anti-Yoon, dengan 60 persen responden mengatakan ia harus dicopot dari jabatannya dan 35 persen menentang pemecatan,
Sebagaimana diketahui, drama pemakzulan dan penangkapan Yoon telah menjerumuskan negara tersebut ke dalam kekacauan politik. Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi liberal secara terpisah memberikan suara untuk memakzulkannya, yang menyebabkan penangguhan jabatannya.
Sedangkan di sisi lain, Mahkamah Konstitusi sedang mempertimbangkan apakah akan memberhentikan atau mengembalikan jabatan Yoon secara resmi. Jika pengadilan menguatkan pemakzulannya, pemilihan umum nasional akan diadakan untuk mencari penggantinya dalam waktu dua bulan.
Disebutkan bahwa perpecahan konservatif-liberal Korea Selatan sangat parah dan unjuk rasa yang mendukung atau mengecam pemakzulan Yoon telah memecah belah jalan-jalan di Seoul. Para ahli mengatakan apa pun keputusan yang dibuat pengadilan konstitusi, perpecahan itu pasti akan semakin parah. (ard)
Discussion about this post