Avesiar – Jakarta
Nabi Hud Alahissalam adalah keturunan Nabi Nuh Alahissalam yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kaum ‘Aad yang sangat durhaka. Beliau memiliki silsilah yang sampai kepada nabi Nuh, yakni Hud bin Syalikh bin Arfakhasyadz bin Sam bin Nuh AS.
Pendapat lain mengatakan bahwa silsilah Hud as adalah Hud bin Abdullah bin Rabah bin al-Jarud bin ‘Ad bin ‘Aush bin iram bin Sam bin Nuh AS.
Kaum ‘Aad atau sering ditulis kaum Ad adalah suatu kaum yang kuat dan tangguh, pandai membuat benteng-benteng pertahanan untuk menghadapi musuh, Gedung-gedungnya indah, namun mereka musyrik dan durhaka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kaum Ad yang sombong dan besar kepala itu dibinasakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan azab berupa angin dahsyat luar biasa selama tujuh malam delapan hari, dan disudahi dengan siksa yang sangat mengerikan, yang membuat mereka mati bergelimpangan seperti pohon-pohon yang ditumbangkan.
Dakwah Nabi Hud AS di atas dapat disimak dalam QS. Hud: 50-60. Di antara seruan beliau adalah,
“…Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada. Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?”
Mabi Hud Alahissalam berdakwah kepada Kamud ‘Ad, mereka tidak mau menerima dakwah tersebut bahkan menuduh Hud adalah orang gila dan pembohong,
“…Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar kurang waras dan kami kira kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” Kemudian nabi Hud menjawab, “Wahai kaumku! Bukan aku kurang waras, tetapi aku ini adalah Rasul dari Tuhan seluruh alam.” (QS. al-A’raf: 66-67).
Akibat dari keingkaran kaum ‘Ad itu Allah menurunkan azab kepada mereka berupa bencana kekeringan yang melanda ladang dan kebun mereka. Kekeringan tersebut berakibat pada habisnya stok makanan dan membuat banyak orang dari kaum ‘Ad kelaparan.
Meskipun demikian, mereka masih saja tidak percaya terhadap peringatan Nabi Hud dan tetap menyembah berhala.
Mereka berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu.” (QS. Hud: 53).
Kekufuran kaum ‘Ad memuncak dengan mengatakan,
“…Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu, dan kami (sama sekali) tidak akan diazab.” (QS. asy-Syu’ara: 136-138). Lantas Allah mewahyukan kepada Hud agar menjawab, “Sungguh, kebencian dan kemurkaan dari Tuhan akan menimpa kamu..” (QS. al-A’raf: 71)
Kemudian Allah mendatangkan azab kepada mereka berupa awan hitam beserta angin yang sangat pedih untuk membinasakan mereka semua sebagaimana tercatat dalam QS. al-Ahqaf ayat 24-25 sebagai berikut,
“…itulah azab yang kamu minta agar disegerakan datangnya (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, sehingga mereka (kaum ‘Ad) menjadi tidak tampak lagi (di bumi) kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.”
Wallahu’alam. (put/dari berbagai sumber)
Discussion about this post