Avesiar – Jakarta
Salah satu Nabi Allah yang sangat teguh dalam perjuangan mengessakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menegakkan kebenaran adalah Nabi Ibrahim Alaihissalam. Selain perjalanannya mencari Tuhan, Nabi Ibrahim juga dimusuhi oleh orang tuanya, kaumnya, serta raja Namrud yang zalim.
Ketika beliau berhadapan dengan kekuasaan tiran yang kejam, Allah selalu memberinya pertolongan. Seperti saat Nabi Ibrahim AS dimasukkan ke dalam kobaran api oleh raja Namrud, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberinya pertolongan dengan memerintahkan agar api tersebut menjadi dingin.
Doa yang dibaca oleh Nabi Ibrahim AS adalah,
“Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wani’man nasir” yang artinya “Cukuplah Allah (menjadi penolong kami) dan Dia sebaik-baik Pelindung.”
Nabi Ibrahim AS begitu bijak menghadapi orang tuanya yang musyrik. Beliau tetap bersikap baik sebagai seorang anak kepada orang tuanya.
Namun jika sudah menyangkut masalah agama atau akidah maka Nabi Ibrahim tak kenal kompromi. Beliau tak mau mengikuti jejak ayahnya yang menyembah berhala.
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat Al-Baqarah Ayat 260)
“Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah), (121) dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus. (122) Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang yang shalih.” (QS An-Nahl 16:120)
“Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, Inilah Tuhanku. Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, Aku tidak suka kepada yang terbenam.” (QS Al-An’am 6:76)
“Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, Inilah Tuhanku. Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” (QS Al-An’am 6:76)
“Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, Inilah Tuhanku, ini lebih besar. Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (QS Al-An’am 6:78)
Kemudian Nabi Allah Ibrahim AS meneguhkan keimanannya:
“Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” (QS Al-An’am 6:79)
Hubungan yang tidak baik antara Nabi Ibrahim AS dan ayahnya, akhirnya membuat Nabi Ibrahim diusir. Namun demikian, Nabi Ibrahim sebagai anak tetap menghormati ayahnya dan berusaha mendoakan ayahnya,
“… dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat.” (QS Asy-Syu’ara 26:86)
Doa Nabi Ibrahim AS kepada Ayahnya juga tercantum dalam ayat lain.
“Dia (Ibrahim) berkata, Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.” (QS Maryam 19:48)
“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah : 114)
Wallahua’lam. (put)
Discussion about this post