Avesiar – Jakarta
Menteri Keuangan Israel Betzalel Smotrich yang menyerukan penghancuran desa Palestina Huwara, dikutuk ramai-ramai oleh negara-negara Arab akibat komentar yang mereka sebut “komentar rasis”.
Dilansir Arab News, Jum’at (3/3/2023), Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA (MoFAIC) mengatakan UEA menolak semua praktik yang bertentangan dengan nilai dan prinsip moral dan kemanusiaan, lapor kantor berita negara WAM.
Rabu kemarin, Smotrich menanggapi wartawan dengan mengatakan bahwa desa tersebut harus dihancurkan setelah terjadinya kekerasan. Dia kemudian mengklaim bahwa komentar tersebut diambil di luar konteks, menjelaskan bahwa dia yakin desa tersebut telah menjadi “bermusuhan” dan berubah menjadi surga teroris.
Kementerian UEA menggarisbawahi perlunya menghadapi ujaran kebencian dan kekerasan dan mengatakan penting untuk memperkuat “nilai-nilai toleransi dan koeksistensi manusia” dalam upaya mengurangi ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri Yordania mengutuk komentar “menghasut” Smotrich tersebut.
Juru bicara kementerian, Duta Besar Sinan Majali, mengatakan seruan untuk kekerasan “menandakan konsekuensi serius dan merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional,” lapor kantor berita negara Petra.
Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengutuk komentar menteri dalam “istilah terkuat”, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jum’at.
Pernyataan itu mengatakan komentar Israel mewakili “hasutan kekerasan yang berbahaya dan tidak dapat diterima”, menambahkan bahwa mereka bertentangan dengan “semua hukum, adat istiadat dan nilai-nilai moral, dan tidak memiliki tanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap pejabat yang memegang posisi resmi.”
Semua negara mengatakan sangat penting untuk mendukung semua upaya regional dan internasional untuk memajukan Proses Perdamaian Timur Tengah, mengakhiri praktik ilegal yang mengancam solusi dua negara, dan mendirikan negara Palestina merdeka di perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Kerjasama Teluk (GCC) Jasem Al-Budaiwi juga mengecam komentar tersebut pada hari Jum’at.
Kantor Berita Kuwait mengutip kepala GCC yang mengatakan perlu untuk mengatasi wacana kebencian dan kekerasan, dan sebagai gantinya untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi dan koeksistensi manusia, hanya sebagai bagian dari upaya yang dilakukan untuk mengurangi eskalasi dan memastikan stabilitas di wilayah tersebut.
Dia juga menggemakan seruan untuk mendukung semua upaya untuk mendorong proses perdamaian Timur Tengah dan mengakhiri praktik ilegal yang membahayakan solusi dua negara. (ard)
Discussion about this post