Avesiar – Jakarta
Gelombang penolakan atas kampanye LGBTQ+ datang dari para pemimpin negara-negara di Afrika. Hal ini disusul dengan pernyataan dari Presiden Uganda, Yoweri Museveni, yang meminta para pemimpin Afrika untuk menolak “promosi homoseksualitas”, sebagaimana dikutip dari The Guardian dalam beritanya, Senin (3/4/2023).
Ketegasan tersebut memberi kesan bahwa dia akan menandatangani undang-undang anti-LGBTQ+ yang kontroversial, yang disahkan oleh parlemen negaranya bulan lalu.
Rancangan Undang-undang (RUU), yang memberlakukan hukuman mati untuk “homoseksualitas yang diperparah” dan penjara seumur hidup untuk “perekrutan, promosi dan pendanaan” dari “kegiatan” sesama jenis yang digodok parlemen negaranya, telah banyak dikritik secara internasional, dengan komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia mendesak presiden untuk tidak untuk menandatanganinya.
Museveni mengatakan pada Ahad (2/4/2023) bahwa homoseksualitas adalah “ancaman besar dan bahaya bagi prokreasi umat manusia”.
“Afrika harus memberikan petunjuk untuk menyelamatkan dunia dari kemerosotan dan dekadensi ini, yang sangat berbahaya bagi umat manusia. Jika orang-orang dari lawan jenis berhenti menghargai satu sama lain lalu bagaimana umat manusia akan disebarkan?” kata dia
Komentarnya menyusul konferensi antar-parlemen dua hari yang diadakan di Gedung Negara di Entebbe tentang “nilai-nilai dan kedaulatan keluarga”, yang dihadiri oleh anggota parlemen dan delegasi dari 22 negara Afrika, termasuk Zambia, Kenya, dan Sierra Leone. Gedung Negara mengatakan anggota parlemen Inggris telah menghadiri konferensi tersebut, tetapi tidak dapat menyebutkan nama mereka.
Acara tersebut dipromosikan oleh parlemen Uganda, Asosiasi Pengacara Afrika, dan Yayasan Warisan Budaya Afrika yang berbasis di Nigeria. Delegasi juga dapat menghadiri konferensi online, yang diselenggarakan oleh organisasi Kristen evangelis AS Family Watch International, yang didefinisikan sebagai kelompok kebencian anti-LGBT oleh Pusat Hukum Kemiskinan Selatan, sebuah pengawas yang memantau sayap kanan. Presiden Family Watch, Sharon Slater, yang juga memimpin kelompok lobi Kaukus Hak Keluarga PBB, berbicara di acara tersebut.
Museveni memuji anggota parlemen Uganda karena mengesahkan RUU anti-gay dan bersumpah “tidak akan pernah mengizinkan promosi dan publikasi homoseksualitas di Uganda, menekankan bahwa hal itu tidak akan pernah ditoleransi”.
Pemerintah Uganda men-tweet kutipan dari seorang anggota parlemen Kenya, George Peter Kaluma, yang menyatakan bahwa “seseorang yang mengusulkan agar ada pernikahan sesama jenis atau hubungan sesama jenis adalah orang yang berusaha menghapus seluruh umat manusia dari muka bumi ini”.
Pemerintah juga men-tweet bahwa Kaluma, yang menghadiri konferensi tersebut, mengatakan banyak negara Afrika sedang menyusun undang-undang yang serupa dengan yang ada di Uganda, termasuk Kenya, Ghana, dan Malawi. (ard)
Discussion about this post