Avesiar – Jakarta
Sinyal perdamaian tetap disuarakan oleh Rusia kepada Ukraina seperti terlihat melalui banyak forum internasional yang dihadiri oleh para pejabat pemerintahnya. Seperti pernyataan baru yang disampaikan duta besar Rusia untuk Inggris Andrey Kelin.
Dikatakannya, bahwa negara adi daya itu tetap siap berunding untuk perdamaian, namun tetap tidak akan menyerah pada kondisinya, dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Ahad (28/5/2023).
“Kami menginginkan perdamaian, tetapi dengan syarat tertentu, tentu saja. Bagi kami, dua hal penting. Bahwa tidak akan ada ancaman dari Ukraina ke Rusia – ini adalah satu hal. Dan kedua, bahwa orang Rusia di Ukraina akan diperlakukan seperti yang lainnya negara-negara di dunia. Seperti orang Prancis diperlakukan di Belgia, atau seperti orang Italia dan Jerman diperlakukan di Swiss, tidak berbeda.<…> Itu adalah pelanggaran berat terhadap Deklarasi Hak Asasi Manusia dan semua dokumentasi,” kata Kelin, sebagai dia menggambarkan perkembangan di Ukraina dalam beberapa tahun terakhir sebagai “nasionalisme ekstrem”.
Dikatakan Kelin, tujuan militer Rusia saat ini adalah untuk membebaskan Donbass dari pendudukan. Dia menolak berpikir bahwa Ukraina mungkin berlaku sebagai “kesalahan idealis besar.”
“Kita dapat berdamai besok, jika pihak Ukraina siap untuk bernegosiasi, tetapi saat ini tidak ada prasyarat untuk itu, saya khawatir, karena presiden Ukraina telah melarang negosiasi apa pun,” kata diplomat Rusia itu, menambahkan bahwa dia tidak percaya bahwa membekukan konflik adalah ide yang bagus. “Itu tidak akan menjadi platform untuk perdamaian yang stabil dan jangka panjang di Eropa,” jelas Kelin.
Utusan itu menegaskan kembali doktrin nuklir Rusia tidak mempertimbangkan penggunaan nuklir dalam konflik di Ukraina. Namun, Kelin mengatakan bahwa dia khawatir tentang eskalasi konflik yang terus berlanjut karena dia merujuk pada pasokan senjata ke Kiev yang saat ini sedang digenjot. (ard)
Discussion about this post