Avesiar – Depok
Nisa, demikian gadis yang terlahir sebagai anak tertua dari 4 bersaudara itu dipanggil. Sopan dan ceria saat datang untuk melakukan terapi bekam ke para pelanggannya yang semuanya adalah wanita, adalah keharusan baginya. Nama lengkapnya, Annisa Vony Lidyawati.
Kepada para pelanggannya, Nisa selalu sigap menjawab pertanyaan tentang manfaat terapi bekam bagi yang belum pernah, dan menjelaskan kondisi pelanggan saat mereka ingin diberi informasi setiap titik bekam yang dikeluarkan darah.
Misalnya, salah satu titik area sekitar pundak yang sudah dikeluarkan darah bekam mengindikasikan bahwa kondisi sebelum berbekam kolesterolnya cukup banyak. Sehingga dengan berbekam (hijamah) tersebut, kadar kolesterol bisa dikurangi. Juga di bagian-bagian lainnya yang akan dijelaskannya satu per satu jika pelanggan ingin mengetahuinya.
Nisa pun akan menunjukkan hasil darah bekam dalam kop (alat bekam) yang dikeluarkan saat terapi jika pelanggan ingin mengetahui seberapa banyak darah yang mengandung toksin yang berhasil dikeluarkan. Tentu saja ia menjelaskannya dengan cara yang membuat nyaman para pelanggannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muhammad Amin Syaikhu, ilmuwan asal Siria, tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari metode bekam, keberhasilan metode ini terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna.
Dalam teori pengobatan modern, dikenal adanya titik-titik bekam yang tidak berbeda dengan titik pijat. Dalam teori tersebut, terungkap bahwa tubuh manusia terdiri atas 12 saluran utama dan empat saluran tambahan yang semuanya mengandung unsur magnet.
Selama unsur itu bekerja dengan baik, tanpa ada halangan sedikit pun, orang tersebut berada dalam kondisi kesehatan yang prima. Namun, jika terjadi penyumbatan pada saluran ini, muncul masalah-masalah di beberapa bagian tubuh.
Sebagai contoh, penyakit liver mempunyai titik-titik tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu pula. Demikian pula dengan penyakit jantung dan penyakit-penyakit yang lainnya. Jika terjadi sesuatu pada titik-titik tertentu, harus dilakukan tindakan yang sesuai. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan umatnya untuk melakukan pembekaman pada titik-titik tersebut untuk menjaga kesehatan.
Bahkan dalam beberapa artikel disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengisyaratkan ada 72 macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan berbekam.
Penyakit yang bisa disembuhkan dengan pengobatan bekam antara lain; asam urat, darah tinggi, jantung, kolesterol, masuk angin, migren, sakit mata, stroke, sakit gigi, vertigo, sinusitis, jerawat, maag, sembelit, wasir, impotensi, infertilitas atau kesuburan, wasir, kencing manis, lever, ginjal, pengapuran, gangguan hormonal, typus, sakit pinggang, batuk, asma, sindrom lorong karpal, nyeri otot pinggang, serta nyeri leher kronis, dan lain-lain.
Tidak hanya itu, berbekam bisa mengeluarkan darah kotor baik darah yang teracuni maupun darah yang statis, sehingga peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancar kembali.
Keahlian Nisa ini tentu bisa bermanfaat untuk membantu orang banyak. Dia mengaku awalnya tertarik belajar terapi bekam itu untuk bantu ayah dan ibunya. Sebagai anak tertua, Sejak usia zaman sekolah, Nisa mengakui sudah diajarkan untuk berjualan kue di sekolah. Sehingga dia sudah terbiasa mandiri.
“Niatnya awal itu hanya untuk punya penghasilan sendiri, jadi tidak bergantung meminta pada orang tua. Namun lambat laun semakin dewasa, ada rasa senang untuk menolong orang lain dengan pengobatan alternatif yang diajarkan ayah dulu dengan berbekam,” ucap kelahiran Juli 1999 itu.
Untuk bisa melakukan terapi bekam, Nisa pertama kali diajarkan oleh ayahnya setelah tamat sekolah SMA sekitar umur 18 tahun. Ayahnya sendiri, setelah tidak bekerja lagi, memutuskan mengikuti sebuah majelis pengajian bersama temannya dan kemudian mempelajari terapi bekam dan membuka praktik bekam khusus pria. Sedangkan Nisa, khusus untuk pelanggan wanita.
“Sebenarnya tidak sulit mempelajari titik bekam. Yang sulit itu adalah merasakan syaraf untuk belajar terapi totok. Kesulitan awal saat menjadi menjadi terapis bekam yaitu mentalnya menghadapi customer, Apakah terapi yang dilakukan dan pelayanannya bisa membuat nyaman pelanggan atau tidak. Meskipun memang tipikal pelanggan berbeda-beda. Saya harus bisa menyesuaikan sewajarnya,” terangnya.

Khusus teknik terapi berbekam, menurut Kakak dari 3 orang adik itu bermacam-macam. Tergantung dari guru atau orang yang memberi ilmu aplikasinya harus seperti apa. Ada tempat terapi bekam lain dengan cara konsultasi dahulu dan ada yang harus memenuhi syarat dahulu. Namun, imbuh Nisa, cara bekam untuk pria dan wanita sama, yaitu pengambilan darah ditempelkan kop di bagian belakang atau punggung.
Saat menjalani terapi bekam, kata dia, prosesnya awalnya si pelanggan akan dibaluri minyak untuk dipijat totok syaraf terlebih dahulu di bagian kepala sampai pinggang. Lalu dilanjutkan kop kering untuk mengeluarkan angin, baru dimantik untuk dilakukan bekam basah, atau pengeluaran darahnya yang berasal dari lapisan kulit permukaan atas.
Nisa mengakui, pertama kali uji coba terapi bekam setelah mempelajarinya yaitu pada keluarga dan saudara.
“Pengalaman pertama mendapat pasien waktu itu nenek-nenek dengan kondisi sakit stroke dan tidak bisa bicara. Rasanya campur aduk. Karena awal pertama bekerja menjadi terapis mendapatkan pasien yang memilki sakit cukup berat dan sudah tua. Yang saya rasakan takut menyakiti, takut tidak puas apa yang saya lakukan terhadap nenek tersebut. Takut memperburuk keadaan nenek tersebut dalam benak saya pada saat itu,” kenangnya kemudian tersenyum.
Higienitas dalam proses berbekam juga menjadi perhatian penting Nisa dalam menjalankan terapi yang disunnahkan sebagai pengobatan umat Islam tersebut. Misalnya alat bekam jarum yang ukurannya sangat kecil, harus yang baru untuk setiap pelanggan. Tidak boleh menggunakan jarum bekas karena berbahaya.
Kemudian, lanjut Nisa, alat kopnya selalu disterilkan dengan menyemprotkan cairan alkohol 75 persen sampai bersih setiap selesai digunakan pada pasien dan juga kop akan direndam ke air panas jika sudah 4 kali pemakaiannya.
Dengan berbekam, sebagaimana diketahui Nisa, akan meningkatkan aliran darah, mengendurkan fasia atau jaringan ikat, dan karenanya bisa merangsang penyembuhan. Ini mirip dengan cara pemijatan jaringan dalam yang dapat digunakan untuk memecah jaringan parut dan mengurangi rasa sakit.
“Banyak tanggapan postif dari ayah dan keluarga karena beranggapan saya cocok mendalami pekerjaan sebagai terapi bekam, dan alhamdulillah banyak pasien yg merasakan terbantu dengan berbekam dengan saya. Terasa ringan dan fresh badannya kata mereka,” bebernya.
Bagi seseorang yang misalnya mempunyai sakit berat, terang mahasiswa yang sedang proses menyelesaikan skripsi di jurusan manejemen bisnis Universitas Pamulang itu, mungkin khasiatnya terasa lambat atau tidak dengan cepat terasa.
“Tapi dengan dibantu bekam, Insya Allah pola pengobatan ini akan menunjang penyakit beratnya dan dapat membantu dengan maksimal. Dari pengalaman saya ada pasien yang baru survive kanker payudara, Alhamdulillah pasien berasa terasa lebih sehat dan bisa sehat sediakala,” terangnya.
Ketika ditanya apakah lebih sering pelanggan yang datang ke rumahnya untuk berbekam atau Nisa yang datang ke rumah pelanggan, Muslimah yang tinggal di kawasan Pamulang itu mengakui saat ini layanan terapi bekam banyak menggunakan layanan panggilan ke rumah customer.
Namun, di rumah juga tersedia tempat untuk terapi. Pelanggan, katanya, tetap harus janjian terlebih dahulu kalau ingin visit ke tempat terapi karena bukanya di rumah dan dia harus mempersiapkannya terlebih dahulu.
Khusus pelanggan yang ingin terapi bekam dilakukan di rumah pelanggan sendiri, Nisa mengakui biasanya rata-rata masih ia sanggupi jika berada di kawasan Tangsel, Depok, dan sekitarnya. “Kalau jaraknya terlalu jauh, biasanya didiskusikan adanya tarif transport yang ditanggung customer. Untuk tarif bekam sendiri berkisar Rp 100.000 hingga maksimal Rp 250.000 sesuai terapi tambahan jika ada.

Meskipun Nisa mengakui melayani praktik setiap hari, namun antara ia dan pelanggan harus janjian terlebih dahulu. Karena pasti ada waktu-waktu di mana Nisa belum tentu bisa membantu customer.
Kemudian, karena sebagai terapis biasanya Nisa yang dipanggil visit ke rumah, customer bisa menyiapkan sendiri ruangan yang nyaman bagi mereka. Sedangkan jika di tempat terapi atau rumahnya, Nisa menyediakan kamar sendiri khusus terapi.
pelanggan juga tidak akan repot saat terapi bekam dilakukan di rumah mereka. Karena menurut terapis yang memiliki pelanggan mulai usia 22- 75 tahun itu yang harus disiapkan oleh pelanggan wanita saat akan diterapi hanya plastik untuk darah kotor dan tissue saja.
Soal suka dan duka profesi terapis bekam wanita yang dijalaninya, Nisa mengakui berusaha selalu bersyukur dan terus belajar. “Suka dukanya banyak hal yang baru dilakukan untuk saya pribadi. Insya Allah apa yang saya lakukan dapat memberi manfaat dari pekerjaan saya menjadi terapis bekam. Allhamdulillah orang tua selalu mendukung,” ucapnya.
Bagaimana dengan cita-cita Nisa? Ternyata ia berharap bisa bekerja setelah lulus sarjana dan juga tetap menjalani profesi sebagai terapis bekam. “Insya Allah. Tapi saat ini mungkin fokus mau coba berwirausaha saja,” pungkas Nisa kemudian tersenyum. (ave)
*Untuk menjaga privasi narasumber, jika membutuhkan nomor kontak terapis bekam untuk keperluan terapi dapat di-request ke redaksi Avesiar.com. Harap maklum.
Discussion about this post