KAMU KUAT – Jakarta
“Bagaimanakah kabar diriku? Baik-baik saja
Sedikit kutakjub, namun, nyatanya sudah kuduga
Kau yang ke sana-kemari, kau anggap aku tak cukup
Semua kesempatan dan langkahku coba kau tutup…..”
Penggalan syair dari lagu “Tutur Batin” yang dinyanyikan oleh Yura Yunita dirilis pada tahun 2021 tersebut mengusung tema refleksi diri, Lagu yang coba mengulas tentang menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta menghargai proses perjalanan hidup
Dalam keseharian dari kita kecil sering diajarkan untuk mencintai orang yang ada di sekitar kita, keluarga, teman, atau pasangan bagi yang sudah menikah.
Tapi, bagaimana dengan mencintai diri sendiri? Terkadang, konsep ini terasa sulit, terutama bagi remaja yang sedang menghadapi tekanan sosial, ekspektasi akademis, hingga pencarian jati diri. Padahal, mencintai diri sendiri adalah fondasi penting untuk merasa bahagia dan percaya diri.
Istilah self love saat ini kerap kali muncul di jagat dunia maya. Nah, self love sendiri diartikan sebagai upaya mencintai diri sendiri sepenuhnya. Baik dalam mencintai kelebihan maupun kekurangan diri sendiri. Istilah ini ramai diperbincangkan karena masih banyak orang yang kurang mencintai diri sendiri
Dikutip dari laman Halodoc, Rabu (11/12/2024), menurut berbagai penelitian psikologi, self love (cinta diri) adalah kunci kesehatan mental dan kesejahteraan. Sikap ini rupanya dapat membantu mencegah depresi dan kecemasan pada diri seseorang.
Mencintai diri sendiri atau self love berarti kamu memiliki apresiasi, ketertarikan, dan penghargaan positif terhadap diri sendiri. Hal ini juga berkaitan erat dengan self esteem (harga diri) dan kasih sayang pada diri sendiri.
Kamu akan memahami nilai diri dan memperlakukan diri sendiri dengan cara yang penuh kasih di saat memiliki self love yang kuat,. Kamu juga harus memahami bahwa self love berbeda dengan narsisme. Sikap narsisme lebih kepada mementingkan diri sendiri, bahkan secara berlebihan.
Sedangkan, self love adalah sifat yang positif, yakni mencintai dan memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan serta kelemahan diri sendiri. Sikap ini berdampak positif pada kesejahteraan, kesehatan mental, dan hubungan.
Berbicara soal self love ini, beberapa teman kanal KAMU KUAT! berikut punya pendapatnya masing-masing. Simak komentar mereka yuk!
Yasmine Kayla Irwansyah, Siswi SMPN 1, Parepare, Sulawesi Selatan

Yasmine Kayla Irwansyah, siswi kelas 1 SMPN 1 Parepare Sulawesi Selatan menceritakan pengalaman self love atau belajar mencintai diri sendiri.
“Dulu aku selalu merasa insecure dengan penampilan aku dan nggak suka dengan sifat aku yang cengeng, panikan, penakut, dan tidak berani nyoba hal baru karena takut gagal. Lalu dengan berjalannya waktu serta dukungan dari temen-teman terdekat, dan yang paling penting adalah dukungan dari keluarga khususnya orang tua, menyadarkan bahwa aku harus menerima yang sudah Allah berikan pada diri ini. Lalu perlahan aku mulai belajar mencoba memperbaiki sifat aku, selalu memotivasi diri sendiri, semua akan baik-baik saja dan mulai mencoba hal-hal baru dengan kepercayaan diri yang perlahan di bangun. Tidak mudah memang, tapi aku berusaha sebaik mungkin untuk mencoba mencintai serta menerima diri sendiri,” ungkapnya.
Terkadang, lanjut Kayla, ia harus berusaha menghindar dari membanding-bandingkan kelebihan sekitar kita dengan orang lain. Karena menurut dia, akan menciptakan rasa sedih dan semakin stres.
“Dengan menerima kekurangan kita, lebih fokus ke kelebihan yang ada dalam diri, serta mulai mencintai diri sendiri, kepercayaan diri jadi muncul, kesehatan mental kita pun terjaga,” ujar Kayla.
Ikha Andriani, Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

Pengalaman lainnya dari Ikha Andriani yang duduk di semester 3, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta yaitu, mencintai diri sendiri buat Ikha ketika ia sadar akan usahanya, bagaimana cara ia bertahan, cara ia mengatasi yang terjadi di hidupnya, dan belajar mencintai diri sendiri.
“Bagi saya, saat saya menerima diri saya apa adanya entah atas kekurangan atau kelebihan yang diri saya miliki, saya berusaha merasa cukup dan bersyukur. Cara saya menunjukkan rasa cinta saya pada diri sendiri, saya menghargai pencapaian yang telah saya buat, mau kecil ataupun besar. Apapun yang saya raih dengan usaha saya saya bersyukur. Dan cara lain saya menghargai diri saya, saya melakukan hal-hal positif bersama teman saya, saya banyak ke tempat-tempat yang bisa buat saya rileks. Bahkan saya terkadang me time seperti menonton film, makan makanan yang saya suka, belajar juga lebih menghargai orang lain, dan saya juga menjauhi hal hal yang buat saya capek dan merasa tertekan seperti relationship yang toxic, hal-hal negatif yang bikin beban pikiran. Saya butuh kestabilan emosi untuk melanjutkan hidup dan bersosialisasi di masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, mengatasi rasa tidak percaya diri atau perasaan negatif terhadap diri sendiri itu butuh waktu. Namun, pelan-pelan pasti bisa dengan mengubah cara pandang dengan tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. “Karena tiap orang punya perjalanan masing-masing dan semua orang punya momen nggak percaya diri. Tapi yang penting saya terus usaha buat ngehargai diri saya lebih baik,” katanya mantap.
Shania Zahra Nurfathima, Guru di Impact Bintaro

Menurut Shania,mencintai diri sendiri berarti menghargai diri sendiri. Berani set boundary, ambil keputusan yang baik buat dirinya, mau berusaha dan bergerak untuk kebaikan sendiri, dan di saat yang sama menerima diri apa adanya,.
“Ya dengan berusaha menjaga diri baik dari pengaruh negatif luar maupun dari dalam, menerima kesalah sebagai pelajaran, ngomong yang baik ke diri sendiri, penting mencintai diri sendiri dalam kehidupan karena pada akhirnya diri kita yang selalu ada sama kita, jadi kita harus mencintai diri sendiri,” terangnya.
Salah satu yang sulit baginya adalah, membatasi antara menerima diri dan pasrah, menerima diri artinya ia tetap berjuang dan memperbaiki diri, mengambil kesalahan sebagai pelajaran, bukannya pasrah dengan keadaan diri yang tidak optimal dan tidak mau berubah dan mengatasi rasa tidak percaya diri .
“Aku berikan diriku sendiri ruang untuk takut, untuk sedih, untuk kecewa, tapi pada akhirnya bangkit dan coba lagi. Kalaupun gagal, setidaknya sudah coba. Orang tua, saudara, keluarga dan sahabat adalah bagian terpenting, melihat mereka yang selalu ada untuk aku mengingatkan aku kalau ga perlu jadi sempurna untuk diterima. jadi semakin gampang untuk menerima diri sendiri dan disayangi apa adanya,” ucapnya.
kebiasaan yang dilakukan untuk lebih mencintai diri sendiri, tambahnya, cobalah berusaha menjadi lebih baik dari kemarin. Mengurangi bad habit, semakin bersyukur, belajar menerima dan menata diri, bangga kepada diri sendiri dalam mengambil setiap keputusan yang dapat di-appreciate.
“Jangan pernah berhenti untuk menyayangi dirimu sendiri, take a step back dari media sosial, fokus ke diri sendiri. Take your time, fokus ke tujuan kita, but also have fun. Santai aja, jangan terlalu stress,” pungkasnya.
Safanisah Alifia, Semester 3, di Universitas Mercu Buana Meruya

Mencintai diri sendiri bagi Safanisah Alifia, seorang mahasiswi di Universitas Mercu Buana Jakarta, adalah menghargai diri sendiri, menerima kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri, dan berusaha menunjukkan untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
“Cara aku menunjukkan rasa cinta pada diriku sendiri adalah dengan belajar hal-hal baru, Ini membantu aku berkembang dan merasa lebih percaya diri. Merawat kesehatan fisik dan mental, aku berusaha untuk makan dengan sehat, berolahraga, dan istirahat cukup.
Ia mengakui suka meluangkan waktu untuk hobinya seperti membaca dan mendengarkan music, serta membantu orang tua. Menerima diri apa adanya, menyadari bahwa tidak sempurna, namun berusaha untuk menerima kekurangan dan kelebihan dengan selalu meng-upgrade diri.
“Mencintai diri sendiri sangat penting dalam kehidupan, karena menurutku meningkatkan kepercayaan diri adalah ketika kita mencintai diri sendiri. Kita lebih mudah percaya pada kemampuan kita dan percaya bahwa kita bisa, membuat kita lebih bahagia. Kita lebih mudah menikmati hidup dan merasa puas dengan diri sendiri, Membuat kita lebih kuat. Kita lebih mudah menghadapi tantangan dan mengatasi masalah,” bebernya.
Safa mengakui bahwa ia meluangkan waktu untuk hobi atau kegiatan yang membuatnya merasa lebih baik dan saat ini ia berusaha membatasi waktu di media sosial, memilih konten yang positif, mengikuti akun-akun yang menginspirasi dan memotivasi.
Bagi Safa, orang yang paling mendukung untuk mencintai diri sendiri adalah orang tua kita, yang selalu menasehati bahwa lebih baik jadi diri sendiri. Tidak seperti berlian yang hanya disukai banyak orang, cukup menjadi air putih yang sederhana namun bermanfaat untuk orang lain. Mereka selalu mendorongnya untuk belajar dan berkembang.
“Jika aku bisa menyampaikan pesan tentang “love myself” kepada remaja lain, aku akan berkata, Listen up! Kamu unik, kamu berharga, kamu amazing. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Love yourself, own your flaws, dan kejar mimpimu. Kamu kuat, kamu bisa!” tegasnya. (Resty)
Discussion about this post