Avesiar – Jakarta
Pembakaran Al Qur’an yang terjadi baru-baru ini di Denmark dan Swedia, yang mendapatkan izin dari pihak keamanan di kedua negara tersebut, ternyata juga membuat pemerintahnya takut.
Dikutip dari The New Arab, Jum’at (4/89/2023), Denmark memperketat kontrol perbatasan untuk meningkatkan keamanan domestik dan mencegah orang yang tidak diinginkan memasuki negara itu. Hal itu, kata pemerintah Denmark, dilakukan setelah pembakaran Al Qur’an baru-baru ini dan menyusul keputusan serupa oleh Swedia pekan ini.
Dikatakan, sebagaimana dikutip dari The New Arab, pihak berwenang khawatir serangan balas dendam setelah aktivis anti-Islam di Denmark dan Swedia membakar dan merusak beberapa salinan kitab suci umat Islam dalam beberapa bulan terakhir, memicu kemarahan di dunia Muslim dan menuntut agar pemerintah melarang tindakan tersebut.
“Pihak berwenang hari ini menyimpulkan bahwa saat ini perlu untuk meningkatkan fokus pada siapa yang memasuki Denmark, untuk menanggapi ancaman spesifik dan saat ini,” kata kementerian kehakiman Denmark dalam sebuah pernyataan Kamis malam.
Pengawasan dilakukan kepada penumpang yang tiba di Bandara Kopenhagen. Bahkan, kata polisi, dari dalam wilayah Schengen yang bergerak bebas di Eropa, akan menghadapi pengawasan yang lebih ketat dalam bentuk pemeriksaan acak.
Para wiasatawan yang datang dari Swedia dengan kereta api atau mobil juga akan mendapatkan lebih banyak pemeriksaan, sementara perbatasan selatan Denmark dengan Jerman akan melihat peningkatan patroli.
Di satu sisi, pemerintah Denmark dan Swedia telah mengutuk pembakaran tersebut dan sedang mempertimbangkan undang-undang baru yang dapat menghentikannya. Di sisi lain, kritikus domestik mengatakan keputusan semacam itu akan merusak kebebasan berbicara yang dilindungi dalam konstitusi mereka.
Kontrol perbatasan Denmark yang lebih ketat pada awalnya akan dilakukan hingga 10 Agustus.
“Pembakaran Al Qur’an baru-baru ini, seperti yang dikatakan polisi keamanan, memengaruhi situasi keamanan saat ini,” kata Menteri Kehakiman Peter Hummelgaard, dikutip dari The New Arab.
Keputusan untuk memperketat kontrol perbatasan mengikuti langkah serupa yang dilakukan Swedia.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen Kamis malam mengatakan teks-teks agama tidak boleh dibakar.
“Saya pikir akan salah jika seseorang berdiri di sana dan membakar Alkitab. Saya juga tidak berpikir kita harus membakar Taurat demi mereka yang beragama Yahudi,” kata Frederiksen kepada penyiar publik DR. (ard)
Discussion about this post