Avesiar – Jakarta
Umat Islam di seluruh penjuru dunia senantiasa merayakan hari kemenangan Idul Fitri usai menjalankan puasa sebulan penuh di Ramadhan. Sebagai hari raya umat Islam, Idul Fitri memiliki karakter tersendiri dalam perayaannya.
Sedikit informasi tentang Idul Fitri akan menambah wawasan kita dan keluarga, mengenai sejarah, perayaan, serta tradisinya secara umum, baik di negara kita tercinta Indonesia, maupun di berbagai negara di dunia.
Dikutip dari Wikipedia, Idul Fitri atau Lebaran (istilah di Indonesia) adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada 1 Syawal pada penanggalan kalender Hijriah. Sehubungan penentuan 1 Syawal didasarkan pada fase bulan, maka Idul Fitri jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya, apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Tidak hanya itu, menentukan permulaan bulan Hijriah juga bervariasi, sehingga bisa jadi ada sebagian Muslim yang merayakan Idul Fitri pada tanggal Masehi yang berbeda.
Idul Fitri dilihat dari Sejarah
Hari raya Idul Fitri dicetuskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Menurut tradisi tertentu, festival atau acara besar ini dimulai di Madinah setelah migrasi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dari Makkah.
Anas, seorang sahabat nabi Islam yang terkenal, meriwayatkan bahwa, ketika Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam tiba di Madinah, ia menemukan orang-orang merayakan dua hari tertentu di mana mereka menghibur diri dengan rekreasi dan kegembiraan. Mendengar ini, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berkata bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menggantinya dengan dua hari yang lebih baik yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
Idul Fitri – Ibadah dan Tradisi yang Ada
Tanggal 1 Syawal menandai berakhirnya puasa pada bulan Ramadan, kemudian merayakan Hari Raya Idul Fitri. Awal pagi hari selalu dilaksanakan salat Idul Fitri (salat Id), disunnahkan melaksanakan salat Id di tanah lapang atau bahkan jalan raya (terutama di kota besar).
Sebelum salat Id dilakukan, imam mengingatkan siapa yang belum membayar zakat fitrah, sebab kalau selesai salat Idul Fitri, baru membayar zakatnya hukumnya sedekah biasa bukan zakat. Adapun hukum dari salat Idul Fitri ini adalah sunah muakad. Pada malam sebelum dan sesudah hari raya, umat muslim disunahkan mengumandangkan takbir.
Takbir mulai dikumandangkan setelah bulan Syawal dimulai. Selain menunaikan salat sunah Idul Fitri, kaum muslimin juga harus membayar zakat fitrah sebanyak 2,5 kilogram bahan pangan pokok. Tujuan dari zakat fitrah sendiri adalah untuk memberi kebahagiaan pada kaum fakir miskin.
Kemudian, khotbah diberikan setelah salat Idul Fitri berlangsung, dan dilanjutkan dengan doa. Setelah itu, kaum muslimin di Indonesia memiliki tradisi saling bermaaf-maafan, terkadang beberapa orang akan berziarah mengunjungi makam orang tua serta sanak keluarganya yang telah meninggal.
Doa dan ucapan pada Idul Fitri
Di Indonesia sering mengucapkan doa Minal ‘Aidin wal-Faizin, sebenarnya itu adalah tradisi masyarakat Asia Tenggara. Menurut sebagian besar ulama ucapan tersebut ditidaklah berdasar dari ucapan dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Perkataan ini mulanya berasal dari seorang pensyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengisahkan dendang wanita pada hari raya.
Sedangkan ucapan yang disunahkan adalah Taqabbalallahu minna wa minkum (“semoga Allah menerima amal kami dan kalian”) atau Taqabbalallahu minna waminkum wa ahalahullahu ‘alaik (“semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian dan semoga Allah menyempurnakannya atasmu” dan semisalnya.”) dan semisalnya.
Hari Raya Idul Fitri di berbagai wilayah di dunia
Asia Tenggara
Indonesia
Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul Fitri atau yang juga disebut “Lebaran”, sebagai hari raya utama, momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya pekerjaan atau pernikahan, harus berpisah.
Sejak dua pekan sebelum Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah mudik atau pulang kampung sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui. Idul Fitri di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, yang diperingati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang mayoritas muslim.
Biasanya, penetapan Idul Fitri ditentukan oleh pemerintah. Namun, beberapa ormas Islam menetapkannya berbeda. Idul Fitri di Indonesia disebut dengan Lebaran, di mana sebagian besar masyarakat pulang kampung (mudik) untuk merayakannya bersama keluarga.
Selama perayaan, berbagai hidangan disajikan. Hidangan yang paling populer dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia adalah ketupat, yang memang sangat akrab di Indonesia dan Malaysia. Bagi anak-anak, biasanya para orang tua memberikan THR kepada mereka.
Selama perayaan, biasanya masyarakat berkunjung ke rumah-rumah tetangga ataupun saudaranya untuk bersilaturahmi, yang dikenal dengan “halalbihalal”, memohon maaf dan keampunan kepada mereka. Beberapa pejabat negara juga mengadakan gelar griya bagi masyarakat yang ingin bersilaturahmi.
Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam
Idul Fitri di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam dikenal juga dengan sebutan Hari Raya Puasa, Hari Raya Aidilfitri atau Hari Raya Fitrah. Masyarakat di Malaysia dan Singapura turut merayakannya bersama masyarakat Muslim diseluruh dunia. Seperti di Indonesia, malam sebelum perayaan selalu mengumandangkan takbir di masjid ataupun musala, yang mengungkapkan kemenangan dan kebesaran Allah, tuhan umat Islam.
Di perkampungan, biasanya banyak masyarakat yang menghidupkan pelita atau panjut, atau obor di Indonesia. Banyak bank, perkantoran swasta ataupun pemerintahan yang tutup selama perayaan Idul Fitri hingga akhir minggu perayaan.
Masyarakat di sini biasanya saling mengucapkan “Selamat Hari Raya” atau “Salam Aidilfitri” dan “Maaf zahir dan batin” sebagai ungkapan permohonan maaf kepada sesama. Di Malaysia juga ada tradisi balik kampung, atau mudik di Indonesia. Di sini juga ada tradisi pemberian uang oleh para orang tua kepada anak-anak, yang dikenal dengan sebutan duit raya atau pesangon.
Filipina
Umat Islam adalah minoritas di Filipina, sehingga sebagian besar masyarakat tidak begitu akrab dengan perayaan ini. Namun, perayaan Idul Fitri sudah diatur sebagai hari libur nasional oleh pemerintah Filipina dalam Republic Act No. 9177 dan berlaku sejak 13 November 2002.
ASIA SELATAN
Bangladesh, India, dan Pakistan
Malam sebelum Idul Fitri di Bangladesh, India, dan Pakistan disebut Chand Raat, atau malam bulan. Orang-orang mengunjungi berbagai bazar dan mal untuk berbelanja, dengan keluarga dan anak-anak mereka. Para perempuan, terutama yang muda, sering kali satu sama lain mengecat tangan mereka dengan bahan tradisional henna dan serta memakai rantai yang warna-warni.
Cara yang paling populer di Asia Selatan selama perayaan Idul Fitri adalah dengan mengucapkan Eid Mubarak kepada yang lain. Anak-anak didorong untuk menyambut para orang tua. di dalam penyambutan ini, mereka juga berharap untuk memperoleh uang, yang disebut Eidi, dari para orang tua.
Di pagi Idul Fitri, setelah mandi dan bersih, setiap Muslim didorong untuk menggunakan pakaian baru, apabila mereka bisa mengusahakannya. Sebagai alternatif, mereka boleh menggunakan pakaian yang bersih, yang telah dicuci.
Orang tua dan anak laki-laki pergi ke masjid atau lapangan terbuka, tradisi ini disebut Eidgah, salat Id, berterimakasih kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena diberi kesempatan beribadah pada bulan Ramadan dengan penuh arti. Setiap muslim diwajibkan untuk membayar zakat fitri atau zakat fitrah kepada fakir miskin, sehingga mereka dapat juga turut merayakan hari kemenangan ini.
Setelah salat, perkumpulan itu dibubarkan dan setiap Muslim saling bertamu dan menyambut satu sama lain termasuk anggota keluarga, anak-anak, orang tua, teman, dan tetangga mereka.
Sebagian muslim juga berziarah ke makam anggota keluarga mereka untuk berdoa bagi keselamatan almarhum. Biasanya, anak-anak mengunjungi sanak keluarga dan tetangga yang lebih tua untuk meminta maaf dan mengucapkan salam.
Setelah bertemu dengan teman dan sanak keluarganya, banyak orang yang pergi ke pesta-pesta, karnaval, dan perayaan khusus di taman-taman (dengan bertamasya, kembang api, mercon, dan lain-lain). Di Bangladesh, India, dan Pakistan, banyak dilakukan bazar, sebagai puncak Idul Fitri. Sebagian muslim juga memanfaatkan perayaan ini untuk mendistribusikan zakat mal, zakat atas kekayaannya, kepada orang-orang miskin.
Dengan cara ini, umat Muslim di Asia Selatan merayakan Idul Fitri dalam suasana yang meriah, sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan mengajak keluarga mereka, teman, dan para fakir miskin, sebagai rasa kebersamaan.
ARAB SAUDI
Di Arab Saudi, tepatnya di Riyadh, umat Islam mendekorasi rumah saat Idul Fitri tiba. Sejumlah perayaan digelar seperti pergelaran teater, pembacaan puisi, parade, dan sebagainya. Soal menu Lebaran, umat Islam di sana menyantap daging domba yang dicampur nasi dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi di Sudan, Suriah, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
TIONGKOK
Di Tiongkok, tepatnya di Xinjiang, perayaan Lebaran justru tampak meriah. Kaum pria mengenakan jas khas dan kopiah putih, sementara wanita memakai baju hangat dan kerudung setengah tutup. Seusai salat Id, pesta makan dan bersilaturahmi pun dilakukan.
IRAN
Lebaran di Iran justru kurang semarak. Hal ini karena mayoritas umat Islam di sana adalah pengikut ajaran Syiah. Setelah salat Idul Fitri di masjid atau lapangan, mereka cukup melanjutkannya dengan acara silaturahmi bersama keluarga dan ditutup dengan acara pemberian makanan dari keluarga kaya kepada yang kurang mampu.
EROPA
Di Eropa, perayaan Idul Fitri tidak dilakukan dengan begitu semarak. Di Inggris misalnya, Idul Fitri tidak diperingati sebagai hari libur nasional. Kaum muslimin di Inggris harus mencari informasi tentang hari Idul Fitri. Biasanya, informasi ini didapat dari Islamic Centre terdekat atau dari milis Islam. Idul Fitri dirayakan secara sederhana di Inggris.
Khotbah disampaikan oleh imam masjid setempat, dilanjutkan dengan bersalam-salaman. Biasanya di satu kawasan di mana terdapat banyak kaum muslimin di sana, kantor-kantor dan beberapa sekolah di kawasan tersebut akan memberikan satu hari libur untuk kaum muslimin.
Untuk menentukan hari Idul Fitri sendiri, para ulama dan para ahli agama Islam sering mengadakan hisab dan rukyat untuk menentukan hari raya Idul Fitri.
TURKI
Di Turki, Idul Fitri dikenal dengan sebutan Bayram (dari bahasa Turki). Biasanya setiap orang akan saling mengucapkan “Bayramınız Kutlu Olsun”, “Mutlu Bayramlar”, atau “Bayramınız Mübarek Olsun”. Pada saat Idul Fitri, masyarakat biasanya menggunakan pakaian terbaik mereka (dikenal sebagai Bayramlik) dan saling kunjung mengunjungi ketempat orang-orang yang mereka kasihi seperti keluarga, tetangga, dan teman-teman mereka serta menziarahi kuburan keluarganya yang telah tiada.
Pada masa itu, orang yang lebih muda akan mencium tangan kanan mereka yang lebih tua dan menempatkannya di dahi mereka selagi mengucapkan salam Bayram. Para anak-anak kecil juga biasa mendatangi rumah-rumah di sekitar lingkungannya untuk mengucapkan salam, di mana mereka biasanya mendapatkan permen, cokelat, permen tradisional seperti Baklava dan Lokum, atau sejumlah kecil uang.
AMERIKA
Amerika Utara
Umat Islam atau Muslim di Amerika Utara pada umumnya merayakan Idul Fitri dengan cara yang tenang dan khidmat. Karena penetapan hari raya bergantung pada peninjauan bulan, sering kali banyak masyarakat tidak sadar bahwa hari berikutnya sudah Idul Fitri.
Masyarakat menggunakan metode yang berbeda untuk menentukan penghujung Ramadan dan permulaan Syawal. Orang Amerika Utara yang berada di wilayah timur bisa jadi merayakan Idul Fitri pada hari yang berbeda dibanding mereka yang di wilayah barat. Pada umumnya, penghujung Ramadan diumumkan melalui surel, situs web, atau melalui sambungan telepon.
Umumnya, keluarga muslim di Barat akan bangun sangat pagi sekali untuk menyiapkan makanan kecil. Setiap orang didorong untuk berpakaian formal dan baru. Banyak keluarga-keluarga yang memakai pakaian tradisional dari negara mereka, karena kebanyakan Muslim di sana ialah imigran.
Selanjutnya mereka akan pergi ke majelis yang paling dekat untuk salat. Salat itu bisa diadakan di masjid setempat, ruang pertemuan hotel, gelanggang, ataupun stadion lokal. Salat Idul Fitri sangat penting, dan umat Muslim didorong untuk salat Id memohon ampunan dan pahala.
Setelah salat, ada kutbah di mana imam memberikan nasihat bagi jemaahnya dan biasanya didorong untuk mengakhiri setiap kebencian ataupun kesalahan lampau yang mungkin mereka punya. Setelah salat dan khotbah, para jemaah saling memeluk dan satu sama lain saling mengucapkan selamat Idul Fitri.
Muslim di Amerika Utara juga merayakan Idul Fitri dengan cara saling memberi dan menerima hadiah kepada keluarga.
Empire State Building di New York City, Amerika Serikat, memancarkan lampu-lampu berwarna hijau sebagai penghormatan terhadap hari raya Idul Fitri pada tanggal 12-14 Oktober 2007.
Penetapan 1 Syawal atau Idul Fitri
Dalam kalender Hijriah, penetapan hari Idul Fitri selalu sama setiap tahunnya, hal ini berbeda dalam kalender Masehi yang selalu berubah dari tahun ke tahun.
Dalam kalender Hijriah penetapan hari ialah berdasarkan fase bulan (kalender candra), sedangkan kalender Masehi berdasar fase bumi mengelilingi matahari (kalender surya). Perbedaan inilah yang menyebabkan penetapan Idul Fitri selalu berubah di dalam kalender Masehi, yakni terjadi perubahan 11 hari lebih awal setiap tahunnya.
Karena tahun Hijriah berbeda sekitar 11 hari dari tahun Masehi, Idul Fitri dapat terjadi dua kali dalam setahun, seperti pada tahun 1609, 1642, 1674, 1707, 1740, 1772, 1805, 1837, 1870, 1903, 1935, 1968 dan 2000, dan akan terjadi lagi pada tahun 2033, 2065, 2098, 2131, 2163, 2196, 2228, 2261, 2293, dan 2326 (akan terus terjadi setiap 32 atau 33 tahun).
Semoga bermanfaat.
(adm)
Discussion about this post