Avesiar – Jakarta
Ekstremis Israel kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (11/4/2023) selama Ramadhan dan pada hari keenam festival Paskah Yahudi.
Ratusan radikal tersebut, dilansir The New Arab dalam beritanya, Selasa (11/4/2023), menyerbu situs Yerusalem Timur yang diduduki, tempat tersuci ketiga dalam Islam, di bawah perlindungan pasukan Israel menyusul serangan sebelumnya pada hari Senin.
Para penyusup memasuki kompleks dalam kelompok yang dipimpin oleh rabi ekstremis dan mantan anggota Knesset Yehudah Glick, kata sumber lokal kepada situs berbahasa Arab dari The New Arab grup, Al-Araby Al-Jadeed.
Pasukan Israel dikerahkan di halaman Al-Aqsa menjelang penyerbuan situs tersebut, menduduki ruangan shalat dan melecehkan jemaah, kata sumber tersebut.
“Para penyusup mengibarkan bendera [Israel] di halaman Masjid Al-Aqsa untuk menentang perasaan umat Islam, yang dilecehkan di dalam halaman,” kata juru bicara Dewan Wakaf Islam yang mengelola Masjid Al-Aqsa.
Juru bicara itu menambahkan bahwa pasukan Israel mengusir sejumlah orang yang menanggapi serangan itu dengan berkumpul untuk meneriakkan “Allahu Akbar” dan melakukan sholat subuh sukarela.
Dia mengatakan sekitar 400 ekstremis Israel berpartisipasi dalam serangan itu, yang terjadi pada Selasa pagi dan berakhir pada pukul 09.30 waktu setempat (0730 GMT).
Pasukan Israel juga menghentikan ratusan pemuda Palestina memasuki Al-Aqsa untuk sholat subuh pada hari Selasa.
Ada laporan yang saling bertentangan mengenai apakah otoritas Israel akan membiarkan penggerebekan berlanjut selama 10 hari terakhir Ramadhan, bagian paling suci dari bulan puasa umat Islam.
Pada hari Senin, lebih dari 1.000 orang Israel menyerbu halaman Al-Aqsa dan melakukan ritual keagamaan yang melanggar pengaturan status quo, yang melarang sholat di tempat suci bagi umat Islam.
Beberapa ekstremis ingin menghancurkan Al-Aqsa dan membangun kuil Yahudi sebagai gantinya.
“Keinginan para pemukim Israel untuk menghancurkan masjid atau secara paksa mengubah seluruh atau sebagian kompleks menjadi sinagog, seperti yang terjadi pada Masjid Ibrahimi di Hebron, merupakan sumber kecemasan yang mendalam di kalangan warga Palestina,” kata pelapor khusus PBB Francesca Albanese minggu lalu. (ard)
Discussion about this post